Keliling Garut Seharian Cari Besi Bekas, Ayi Pemulung Harapkan Bantuan Pemerintah

Ayi
Ayi
0 Komentar

Garut – Setiap pagi, Ayi (55), warga Kampung Neglasari, Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Tarogong Kidul, memulai harinya dengan berjalan kaki menyusuri jalanan di wilayah Garut. Bukan tanpa alasan, pria paruh baya ini menggantungkan hidup dari mengumpulkan paku dan besi bekas untuk menghidupi keluarganya.

Selama hampir lima tahun terakhir, sejak pandemi COVID-19 melanda, Ayi menjalani aktivitas ini dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Ia biasanya mulai keluar rumah sekitar pukul 07.00 pagi dan baru kembali menjelang sore, bahkan hingga pukul 17.00 WIB.

” Setiap hari a, dari jam 07 pagi kadang sampe jam 4 sore atau jam 5 sore, kelilingnya jauh a pernah ke Tarogong, samarang,” ujarnya saat ditemui di Jalan Patriot, Kamis (7/8).

Baca Juga:Plt Direksi Perumda Tirta Intan Garut Fokus Penambahan Pendapatan dengan Rehab Jaringan DistribusiKans Persigar U17 Lolos Fase Grup Semakin Besar, Setelah Berhasil Menumbangkan Persikotas Tasik

Dalam sehari, jika beruntung, Ayi bisa mengumpulkan hingga 10 kilogram logam bekas, yang kemudian dijual ke pengepul seharga Rp3.000 per kilogram. Pendapatan hariannya pun tak menentu, berkisar antara Rp30.000 hingga Rp50.000.

” Tidak ada pekerjaan lain a, kaya gini juga udah dari korona ada lah hampir 5 tahun an, sehari bisa dapet 10 kg atau lebih, dijual ke pengepul 1 kg nya itu 3 ribu, perhari kadang 30 ribu sampe 50 ribu an, itu juga kadang dibantu dari istri kerja jadi Art gitu,” ungkapnya.

Penghasilan itu pun ia padukan dengan hasil kerja sang istri yang menjadi asisten rumah tangga (ART) di lingkungan sekitar. Meski hidup dalam keterbatasan, Ayi tetap bersyukur. Ia mengaku sering mendapat bantuan makanan atau uang dari warga yang peduli.

” Iya Alhamdulillah dari masyarakat di jalan suka ada yang ngasih, buat tambahan aja, kadang ada makanan, uang juga, ya bersyukur lah Alhamdulillah,” ucapnya.

Sementara itu, dari pemerintah desa, Ayi pernah menerima bantuan dalam bentuk sembako, seperti beras dan kebutuhan pokok lainnya. Namun, bantuan tersebut hanya sekali ia rasakan selama bertahun-tahun.

Kini, Ayi hanya bisa berharap ada uluran tangan, baik dari pemerintah daerah maupun Bupati Garut, untuk membantunya menjalani hidup yang semakin berat.

” Ya keinginan mah ada, ingin ada sembako, beras, yah kebutuhan untuk dirumah lah,” pungkasnya. (rizka)

0 Komentar