GARUT – Anak Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog, PT Jasa Prima Logistik (JPL) menggandeng Bintara Pembina Desa (Babinsa) di Garut dalam penyaluran beras bantuan pangan (Banpang). Langkah tersebut diambil untuk memastikan kelancaran, keamanan, dan ketepatan distribusi.
PIC PT JPL Jawa Barat, Cucu Syamsul mengatakan bahwa kebijakan tersebut sudah dimulai sejak pendistribusian beras di Kecamatan Cihurip, Kabupaten Garut pada Sabtu, 1 Agustus 2025. Kebijakan ini bertujuan untuk mencegah penyalahgunaan dan memastikan beras sampai kepada masyarakat dalam kondisi aman, utuh, dan tepat waktu.
Cucu menjelaskan bahwa pengawalan dilakukan mulai dari gudang hingga ke titik akhir distribusi di kantor desa. “Mobil pengangkut beras tidak diperbolehkan berhenti atau berbelok ke tempat lain, harus langsung menuju titik tujuan,” ujar Cucu, Selasa (7/8).
Baca Juga:Kemenimipas dan Polri Teken Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerja SamaMenteri Agus Tegaskan Pentingnya Pelayanan PRIMA bagi Jajaran Imigrasi dan Pemasyarakatan
Selain itu, setiap kendaraan pengangkut juga dilengkapi dengan timbangan portable untuk mengecek jumlah bobot beras saat tiba di lokasi dan saat beras diturunkan. “Hal ini dilakukan untuk memastikan jumlah dan berat beras sesuai dengan data yang tercatat,” jelasnya.
“Untuk meningkatkan pengawasan, kami juga melakukan perombakan internal, termasuk mengurangi jumlah petugas bongkar muat dari tiga sampai empat orang menjadi dua orang. Petugas bongkar muat juga dilarang berada di belakang truk, apalagi di bawah terpal,” sambungnya.
Hal lainnya yang diberlakukan adalah pelarangan tertutupnya seluruh bagian bak truk oleh terpal dan hanya boleh digunakan sebagai sungkup saat hujan agar petugas tetap bisa memantau muatan beras dengan mudah.
Demi menjamin transparansi, PT JPL telah membuka jalur komunikasi langsung dengan pemerintah desa. Jadwal distribusi diberikan lebih awal agar pihak desa bisa melakukan pemantauan langsung di lapangan.
Setiap pengiriman juga disertai dokumentasi lengkap, termasuk nomor kendaraan, nama sopir, dan daftar pengawal dari Babinsa. ”Bila kemudian beras bantuan pangan belum tiba sesuai jadwal, dari desa bisa langsung menghubungi kami dan mengecek langsung dengan pengawalnya,” ungkapnya.
Adapun kaitan dengan kualitas beras, Cucu menegaskan bahwa PT JPL tetap melakukan pengawasan ketat, meskipun tidak membuka karung secara langsung di lapangan.