Studi Lapangan: Dari Wacana ke Aksi Nyata
Ponorogo: Pemerintah daerah mendorong BUMDes untuk mengembangkan budidaya sayuran dan peternakan skala rumah tangga untuk menunjang MBG.Kolaka Utara: BUMDes diaktifkan sebagai penggerak produksi pangan lokal, dengan fokus pada pengadaan bahan baku MBG dari dalam desa sendiri.Berbagai wilayah lain telah mulai mengalokasikan Dana Desa untuk mendukung unit usaha pangan BUMDes yang langsung terintegrasi ke program MBG.
Tantangan yang Harus Diatasi
Meski potensinya besar, BUMDes tidak lepas dari tantangan:
Koordinasi antar pihak (BUMDes, Pemdes, dan dinas terkait) yang masih perlu ditingkatkan.Kemampuan manajerial dan pemasaran yang belum merata di seluruh desa.Kebutuhan akan pelatihan, pembinaan, dan permodalan yang terus harus diperkuat.Namun semua ini bukan penghalang, melainkan peluang untuk memperkuat pondasi ekonomi pangan desa.
Baca Juga:Menakar Kompetensi Ideal Dirut RSUD: Profesionalisme atau Sekadar Jabatan Politik?Kepala Dinas Ideal: Lebih dari Sekadar Jabatan, Ini Soal Kompetensi dan Dampak Nyata
Kesimpulan: Jalan Menuju Desa Tangguh dan Anak Sehat
BUMDes terbukti bukan hanya “pelengkap program” dalam MBG, melainkan kunci keberhasilan ketahanan pangan desa. Dengan sinergi yang tepat antara sumber daya lokal, dana desa, dan dukungan pemerintah, BUMDes bisa menjadi soko guru desa sehat dan sejahtera.
Dari ladang desa hingga ke piring makan anak-anak sekolah, BUMDes hadir, bekerja, dan menggerakkan. Ini bukan sekadar program, ini adalah revolusi pangan dari akar rumput.