Berapa Persen Penyusutan Beras yang Normal? Ini Penjelasannya

Berapa Persen Penyusutan Beras yang Normal? Ini Penjelasannya
Berapa Persen Penyusutan Beras yang Normal? Ini Penjelasannya
0 Komentar

Radar GARUT – Penurunan produksi beras tertinggi terjadi pada proses pengeringan dan penggilingan. Ketua Umum Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi), Sutarto Alimoeso, menyatakan bahwa kehilangan hasil panen padi saat penggilingan masih cukup tinggi, terutama di kalangan petani kecil, yang berdampak pada rendahnya produktivitas mereka.

Sutarto menjelaskan bahwa kerugian terbesar terjadi pada tahap pengeringan dan penggilingan. Kualitas beras cenderung menurun saat musim panen sebelumnya, terutama jika terjadi curah hujan tinggi, yang menyebabkan kadar air gabah meningkat.

“Namun, ketersediaan mesin pengering masih sangat terbatas, dan umumnya hanya dimiliki oleh penggilingan padi besar (PPB) serta sebagian penggilingan padi menengah (PPM). Penggilingan padi kecil (PPK) biasanya masih menggunakan lantai jemur, yang tidak efektif saat musim hujan,” ujar Sutarto.

Baca Juga:Sekolah Gratis, Tapi Masih Banyak yang Putus Sekolah. Ada Apa?Kenapa Masih Banyak Anak Putus Sekolah? Ini Penyebabnya

Perpadi Dorong Pemerintah Tingkatkan Penyerapan Beras DomestikSutarto menambahkan bahwa kapasitas penggilingan padi saat ini jauh melampaui produksi beras nasional, yakni mencapai 182.199 unit, sehingga terjadi kelebihan kapasitas sekitar 70%. Dari jumlah tersebut, 94% merupakan penggilingan padi kecil (PPK) yang umumnya memiliki mesin dan metode kerja yang kurang memadai.

PPK umumnya menghadapi keterbatasan dalam hal manajemen, teknologi, peralatan, dan akses permodalan, serta tidak memiliki status bankable. Mereka juga tidak memiliki akses pasar yang memadai, termasuk ke instansi pemerintah seperti Bulog, sehingga tidak bisa beroperasi secara maksimal.

Sementara itu, rendemen gabah (persentase hasil beras dari gabah yang digiling) masih tergolong rendah, yaitu rata-rata hanya 62,28%. “Seharusnya minimal mencapai 67%,” ujar Sutarto.

Sebagai perbandingan, rendemen di Thailand mencapai 69,7%, sementara di Vietnam sebesar 66,6%.

Sutarto juga menyebut bahwa kualitas beras yang dihasilkan masih rendah, dengan tingkat beras patah di atas 25% dan ukuran butir yang tidak seragam. Kerugian hasil panen dari penggilingan kecil masih cukup tinggi, yakni sekitar 2,8% hingga 3,25%.

Seruan Revitalisasi Penggilingan Padi KecilMenurut Sutarto, masalah dalam industri perberasan tidak akan pernah selesai jika pemerintah tidak membenahi sektor penggilingan padi. Ia menekankan pentingnya revitalisasi terhadap penggilingan padi kecil, yang jumlahnya mencapai 94% dari total penggilingan di Indonesia.

0 Komentar