GARUT – Ratusan rumah tidak layak huni (rutilahu) di Desa Cipareuan, Kecamatan Cibiuk, Kabupaten Garut, masih menanti perhatian serius dari pemerintah. Meski sebagian sudah tersentuh program bantuan, sisanya masih berada dalam kondisi mengkhawatirkan.
Sekretaris Desa Cipareuan, Usep, menyebutkan bahwa pihaknya telah mengajukan lebih dari 200 unit rutilahu untuk diperbaiki dan dibangun kembali melalui berbagai jalur pemerintahan.
” Ratusan rutilahu yang harus diperbaiki dan dibangun, tersebar di beberapa kampung. Termasuk di Kampung Cikawung dan Cilanjung, ” kata Usep.
Baca Juga:Pemkab Garut Gencar Tertibkan PKL, Ketua DPRD: Penertiban Ada AturannyaKetua PDM Garut Sampaikan Duka Mendalam Atas Wafatnya Ceng Munir Ketua MUI Garut
Menurutnya, sejumlah warga yang memiliki kerabat atau keluarga yang cukup mampu memilih untuk melakukan perbaikan secara swadaya. Namun bagi warga yang tergolong miskin ekstrem, bantuan pemerintah sangat dibutuhkan, selama persyaratan administratif bisa dipenuhi.Rumah Guru Honorer Terancam Ambruk
Salah satu potret nyata kondisi tersebut terlihat di RT 02 RW X Kampung Cikawung, di mana lebih dari tiga rumah warga dinilai mendesak untuk segera diperbaiki. Salah satunya adalah rumah milik Erna, seorang guru honorer yang saat ini terpaksa mengosongkan tempat tinggalnya karena kondisi bangunan yang nyaris ambruk.
Namun Erna sudah dapat bantuan Rp 3 juta dari Peduli Garut dan bantuan darurat dari Dinsos. Namun sampai Rabu (31/7), belum ada tanda-tanda perbaikan.
Padahal, sejumlah tetangga dan warga di sekitar rumah Erna menyatakan siap membantu secara gotong royong, jika ada kepastian bantuan lanjutan dari pihak berwenang.
Kondisi ini mencerminkan kebutuhan mendesak akan sinergi lintas lembaga untuk memastikan bahwa program perbaikan rutilahu benar-benar menyentuh warga yang paling membutuhkan. Pemerintah diharapkan segera turun tangan, agar tak ada lagi rumah roboh sebelum bantuan tiba.
(pepen)