Korban Tragedi Pendopo Garut Tinggal 1 Orang yang Dirawat

Kepala Dinas Kesehatan Garut, dr. Leli Yuliani
Kepala Dinas Kesehatan Garut, dr. Leli Yuliani
0 Komentar

GARUT – Dinas Kesehatan Kabupaten Garut melaporkan bahwa jumlah korban yang masih dirawat akibat insiden pesta rakyat atau balakecrakan dalam rangkaian pernikahan Wakil Bupati Garut kini tinggal satu orang. Sebelumnya, insiden desak-desakan yang terjadi pada acara tersebut menyebabkan puluhan orang terluka, dua warga sipil dan satu anggota polisi meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan Garut, dr. Leli Yuliani, menjelaskan bahwa dari tiga korban yang sempat dirawat, dua orang telah diperbolehkan pulang setelah pemeriksaan dokter.

” Tadi kan siang masih 3, tapi kan udah di visit ya sama dokter, jadi udah boleh pulang yang 2, Jadi tinggal 1,” ujarnya saat diwawancarai di Lapangan Setda Garut, Senin (21/7).

Baca Juga:Armada Sampah Garut Hanya 36 Unit untuk 13 Kecamatan, Kadis LH: Perlu APBD Kuat Jika Ingin Layani 42 KecamatanDi Depan ASN, Wabup Garut: Saya Akan Tanggung Jawab, Tidak Akan Lari dari Masalah

Menurut Leli, kondisi pasien yang masih dirawat kini telah membaik, meskipun masih mengalami sedikit sesak napas karena memiliki riwayat penyakit jantung.

“Kondisinya ya membaik ya tinggal ada masih sesak karena memang dia punya basic, punya riwayat sakit jantung,” katanya.

Saat insiden terjadi, Dinkes Garut telah menyiagakan empat unit ambulans di beberapa titik seperti Babancong, Lapas, dekat Bakorwil, dan Kimia Farma untuk mempercepat evakuasi korban. Setelah itu, pihaknya juga meminta bantuan dari puskesmas sekitar dan rumah sakit, sehingga total terdapat 26 ambulans yang membantu penanganan.

” Kan semuanya juga diangkut dengan cepat, kan ambulannya disebar, awalnya ambulannya itu ada 4, di babancong satu, terus di Lapas satu, di deket Bakorwil satu, sama di Kimia Farma satu, jadi ada 4 sebetulnya, jadi kita tuh memang di titik-titik itu udah siaga,” ucapnya.

” kKalau awalnya empat, tapi kemudian kita juga minta bantuan, ke sekitar kita 15 an ada malah lebih mungkin, karena kan kita juga puskesmas yang terlibat 15, ditambah rumah sakit ya semua turun, rumah sakit Dr. Selamet, kemudian Nur Hayati, Guntur, klinik-klinik juga yang dekat juga ya itu sekitar 26 an,” ungkapnya.

Terkait pengobatan, Leli menyampaikan bahwa biaya pengobatan keseluruhan yang dirawat sudah ditanggung oleh Gubernur Jawabarat Dedi Mulyadi, dan dirawat di beberapa rumah sakit sesuai kondisinya.

“Ada yang ke dr.Slamet, tergantung kondisinya, ada yang ke Intan Husada, ada yang ke Guntur, dan ada yang ke Puskesmas,” katanya.

0 Komentar