Kasus Pencabulan Masih Terjadi di Garut, Pengamat Pendidikan Dorong Penguatan Satgas

Pengamat pendidikan Yusep Mulyana
Pengamat pendidikan Yusep Mulyana
0 Komentar

Garut – Kasus kekerasan di lingkungan pendidikan Kabupaten Garut kembali menjadi sorotan. Pengamat pendidikan Yusep Mulyana menilai masih terjadinya kasus pencabulan, pelecehan, dan perundungan di sekolah menunjukkan ekosistem pendidikan di Garut belum sepenuhnya aman dan sehat, terutama bagi anak-anak.

” Kasus kekerasan seperti pencabulan, pelecehan, dan bullying di lingkungan sekolah Garut sangat memprihatinkan dan menunjukkan bahwa ekosistem pendidikan belum sepenuhnya aman dan sehat bagi peserta didik. Baru-baru ini, seorang siswa SMA di Garut diduga mengakhiri hidupnya karena mengalami bullying yang berkepanjangan, termasuk pengucilan sosial dan kekerasan verbal, bahkan diduga melibatkan oknum guru,” ujarnya.

Menurutnya, sekolah seharusnya menjadi ruang aman dan menyenangkan bagi siswa, bukan tempat yang meninggalkan trauma.

Baca Juga:Wisatawan Diterjang Ombak Besar di Puncak Guha GarutMaula dan Putri Bingung dari Mana Istilah Makan Gratis Muncul, Rupanya Dedi Mulyadi yang Memviralkan

” Lingkungan sekolah seharusnya menjadi ruang aman, bukan tempat trauma. Ketika siswa merasa terancam secara fisik maupun psikologis, proses belajar akan terganggu dan masa depan mereka ikut terancam,” katanya.

Maka dari itu, Yusep menegaskan, peran calon Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Garut yang baru sangat krusial dalam membangun sistem pencegahan dan penanganan kekerasan di sekolah, termasuk memperkuat Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) di setiap satuan pendidikan.

” Peran Kadisdik sangat krusial dalam membangun sistem pencegahan dan penanganan kekerasan. Ini termasuk memperkuat Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK), pelatihan guru, dan pengawasan internal sekolah,” jelasnya.

Yusep menilai, ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh calon Kadisdik Garut yang baru, seperti audit menyeluruh terhadap sekolah yang rawan kekerasan, pendampingan psikologi bagi korban maupun pelaku, edukasi tentang anti kekerasan, serta saluran aduan yang mudah diakses oleh masyarakat Garut yang responsif.

” Langkah pertama audit menyeluruh terhadap sekolah-sekolah yang rawan kasus kekerasan, kedua pendampingan psikologis bagi korban dan pelaku, ketiga edukasi tentang anti-kekerasan sejak dini, keempat saluran aduan yang mudah diakses dan responsif,” ungkapnya.

Lebih jauh Yusep meyampaikan harapan, bahwa langkah konkret yang harus dilakukan kepala dinas Pendidikan nanti, harus mampu mengatasi kekerasan di sekolah. Satgas pencegah kekerasan harus dioptimalkan, serta harus ada kolaborasi dengan instansi terkait dalam masalah ini.

0 Komentar