Garut – Dalam tragedi yang menewaskan tiga orang di syukuran pernikahan Wakil Bupati Garut Putri Karlina dan Maula Akbar, ada satu korban yang merupakan anak-anak.
Banyak yang mengkritik bahwa acara yang digelar Putri Karlina bersama Maula Akbar tersebut adalah acara yang tidak ramah anak.
Menanggapi kritikan tersebut, Putri Karlina menyebut bahwa insiden ini merupakan refleksi dari masalah yang lebih besar di Kabupaten Garut dan menjadi tugas bersama.
Baca Juga:Atasi Masalah Distribusi dan Promosi, Lapas Garut Bangun Kantor Pemasaran Produk Karya NarapidanaProf. Adrianus: Lapas Garut Layak Jadi Barometer Nasional Pembinaan Narapidana
Putri Karlina tidak menampik anggapan tidak ramah anak. Ia juga melihat kejadian ini sebagai cerminan dari kondisi yang ada.
Ia menyadari bahwa banyak kasus yang mencemaskan terkait anak-anak di Garut.
“Kejadian ini hanya menjadi sebuah pemancar dari apa-apa yang terjadi di Kabupaten Garut, terkait ramah anak di Kabupaten Garut soal kemarin,” ujarnya.
Sebagai Wakil Bupati, Putri merasa terpukul dan bertanggung jawab atas insiden tersebut, terutama karena mengetahui detail cerita para korban.
“Banyak sekali kasus-kasus yang mencemaskan kita semua, tapi ini menjadi PR besar bagi saya, saya pun tahu ceritanya korban-korban itu bisa terjadi karena saya juga agak kaget dan menjadi tanggung jawab saya sebagai pemimpin wakil bupati di sini,” tuturnya.
Ia menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran orang tua dan semua pihak mengenai keselamatan anak. Menurutnya, kesalahan dalam insiden ini bukan hanya milik satu atau dua orang saja, melainkan tanggung jawab kolektif.
“Untuk lebih bisa meningkatkan awareness orang tua soal keselamatan anak, pun juga siapapun itu, karena hari ini yang salah bukan satu dua orang,” tegas Putri.
Baca Juga:Guru Besar Kriminologi UI Kunjungi Lapas Garut, Apresiasi Terobosan dan Inovasi PembinaanSatu Unit Aset Dinas LH Garut Jadi Temuan BPK, Kadis: Mobil Kijang Dicuri Saat Dinas ke Jogja
Putri Karlina juga mengakui porsi kesalahannya sebagai pihak yang punya hajat, serta potensi kesalahan dari pihak pengamanan dan lainnya.
“Saya sebagai pemangku hajat punya porsi kesalahan sendiri, mungkin pengamanan juga ada porsi kesalahannya sendiri dan lain-lain, sehingga ini tanggung jawab bersama,” pungkasnya.
Pernyataan ini menunjukkan kesediaan Putri Karlina untuk menghadapi kritik dan menjadikan tragedi ini sebagai momentum untuk perbaikan bersama dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman dan ramah anak di Kabupaten Garut. Penyelidikan oleh pihak kepolisian masih terus berlanjut untuk mengungkap seluruh fakta dan menentukan langkah hukum selanjutnya.(rizki)