Radar Garut – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (KDM), angkat bicara mengenai insiden memilukan ini, mengungkapkan bahwa dirinya telah melarang kegiatan pesta rakyat tersebut.
KDM juga menegaskan kesiapannya untuk bertanggung jawab penuh dan menyantuni seluruh korban. Tragedi di Alun-alun Garut yang menewaskan tiga orang dalam pesta pernikahan sang putra, Maula Akbar, dengan Putri Karlina, putri Wakil Bupati Garut, menyisakan duka mendalam.
Ia menjelaskan bahwa sebagian warga yang berkerumun di Alun-alun Garut sebenarnya tidak berniat khusus menghadiri acara pernikahan.
Baca Juga:Kapolda Jabar Ajukan Kenaikan Pangkat untuk Anggota Gugur, Fokus Penanganan Korban Tragedi GarutKapolda Jabar Turun Tangan untuk Investigasi Menyeluruh Tragedi Balakecrakan Garut
“Yang mau beli peralatan sekolah tapi lihat orang ngumpul jadi ikut, jadi sebenarnya ikut berkumpul tanpa niat menghadiri acara sebagian, tapi sebagian juga berniat menghadiri acara,” ujar KDM, Jumat (18/7).
Gubernur Dedi Mulyadi menyampaikan bahwa delapan orang yang dirawat pasca-insiden kini dalam kondisi membaik dan tidak ada yang kritis. Ia telah mengunjungi seluruh korban, termasuk keluarga dari Bripka Cecep Saeful Bahri, anggota Polri yang gugur dalam tugas.
“Saya bertemu dengan anak-anak dari keluarga besar anggota Polri dan seluruh anak-anaknya menjadi anak asuh saya. Jadi dia di bawah tanggungan saya biaya hidupnya termasuk biaya ke depannya. Ada yang cita-citanya jadi Akpol, ingin kuliah, semuanya saya tanggung,” tegasnya.
Tidak hanya itu, ia juga memberikan santunan finansial bagi korban yang dirawat. “Yang dirawatnya sekarang sudah diberikan uang untuk selama dirawat, karena kan selama dirawat usahanya berhenti jadi nitip masing-masing Rp10 juta. Semuanya saya yang menanggung, dari pribadi, enggak dari pemerintah,” ungkapnya.
Dedi Mulyadi secara terang-terangan mengungkapkan bahwa ia telah melarang kegiatan pesta rakyat yang melibatkan massa besar.
“Sebenarnya begini, kegiatan ini sudah disampaikan ke saya, dan saya melarang. Jadi waktu itu saya melarang, saya hanya menyetujui dua acara, yaitu resepsi keliling bertemu warga dan acara pribadi bertemu warga Garut pada malam hari, serta undangan internal kepala desa,” terangnya.
Acara tersebut, kata dia, tidak dapat diprediksi sebagaimana mestinya, dan sudah melarang kegiatan tersebut digelar.
Baca Juga:Gubernur Dedi Mulyadi Beri Santunan Total Rp250 Juta untuk Korban Tragedi Garut, Siap Bertanggung Jawab PenuhTragedi Pendopo Garut: Siapa Bertanggung Jawab Atas Kerumunan Massa Tak Terkendali?
“Acara makan bersama warga ini saya termasuk dua kali melarang. Saya bilang tidak boleh membuat kegiatan yang melibatkan warga karena nanti tidak akan bisa diprediksi jumlah yang hadir. Kemudian satu orang suka membawa tiga orang, saya tidak menyetujui sebenarnya,” jelas Dedi Mulyadi.