Prof. Adrianus: Banyak SDM Pemasyarakatan yang Hebat, Tapi Sistem Tidak Memberi Ruang Berkembang

Guru Besar Kriminologi dari Universitas Indonesia, Prof. Adrianus Meliala
Guru Besar Kriminologi dari Universitas Indonesia, Prof. Adrianus Meliala (tengah) didampingi Kalapas Garut (kanan)
0 Komentar

GARUT – Dalam refleksi kritisnya selama kunjungan ke Lapas Garut, Guru Besar Kriminologi dari Universitas Indonesia, Prof. Adrianus Meliala menyoroti permasalahan mendasar dalam sistem kepegawaian pemasyarakatan. Ia menyayangkan bahwa banyak SDM potensial di lingkungan lapas tidak mendapat ruang aktualisasi akibat sistem rotasi dan minimnya insentif.

Menurutnya, dalam struktur saat ini, banyak pejabat hanya ditempatkan satu hingga dua tahun di suatu UPT. Waktu yang singkat ini tidak cukup untuk merancang dan mengeksekusi program besar yang berdampak luas. Akibatnya, hanya sedikit yang berani berpikir jangka panjang.

“Kalau tidak ada reward, tidak ada insentif struktural, lalu untuk apa orang berjuang lebih? Mereka akhirnya sekadar menyelesaikan tugas, bukan membuat perubahan,” ujarnya.

Baca Juga:Kunjungi Bapas Garut, Menteri Imipas Ajak Komunitas Rangkul Klien PemasyarakatanProduk Karya Warga Binaan Lapas Garut Diekspor ke Prancis, Menteri Agus Andrianto Bilang Begini

Prof. Adrianus menambahkan bahwa sistem seperti ini membuat energi inovatif mandek. Ia menyarankan agar reformasi kebijakan SDM menjadi prioritas jika Kemenkumham ingin menyaksikan perubahan substansial di sistem pemasyarakatan.

Dengan sistem yang mendukung dan motivasi yang tepat, ia yakin banyak petugas lapas mampu menciptakan gebrakan positif seperti yang terlihat di Lapas Garut.

0 Komentar