Garut – Hendra Anggara, Ketua Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Berkah Tani, angkat bicara terkait kerusakan hutan lindung Gunung Cikuray yang diduga disebabkan oleh aktivitas off-road pada Sabtu, 12 Juli 2025 lalu. Kerusakan ini terjadi di wilayah yang tengah dipetakan sebagai zona konservasi esensial, khususnya bagi populasi merak hijau langka.
Hendra menjelaskan bahwa LPHD Berkah Tani baru saja menerima Surat Keputusan (SK) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mengelola kawasan hutan seluas 856 hektare.
“Langkah pertama kami yang dilakukan itu pemetaan, dimana kami memetakan ada zona konservasi, perlindungan, dan pemanfaatan,” ujar Hendra, Senin (14/7).
Baca Juga:Pemkab Garut Bantah Sekolah Diliburkan Saat Pernikahan Wabup Putri KarlinaPemkab Garut Imbau Warga Waspada Cuaca Tak Menentu
Saat tim LPHD sedang melakukan pemetaan zona konservasi, yang di dalamnya terdapat habitat merak hijau dan kerbau, mereka menemukan adanya kegiatan off-road.
“Kami tidak memikirkan tentang hal yang lain, pas waktu masuk kawasan itu ada kegiatan, terkait video drone dan foto-foto yang beredar itu memang sudah disiapkan sebelumnya untuk dokumentasi pemetaan, bukan sengaja untuk meliput langsung kegiatan off-road,” ungkapnya.
Ia menduga ketidaktahuan IOF (Indonesia Offroad Federation) mengenai status kawasan hutan lindung tersebut menjadi penyebab kegiatan itu berlangsung.
“Setelah itu kami menemukan kegiatan itu ada off-road, yang mana itu kan sudah menjadi acuan kami untuk wilayah konservasi,” kata Hendra.
Hendra mengaku pihaknya sempat mencoba menghentikan kegiatan tersebut. “Kami sebelumnya itu sudah memperingatkan bahwa ini harus dihentikan karena masuk ke kawasan kami, tapi tidak digubris. Makanya kami melayangkan beberapa informasi, ke media kemudian rekan-rekan juga,” jelasnya.
Dampak kerusakan yang diidentifikasi meliputi pembabatan tanaman perdu dan pohon, serta kerusakan di wilayah sungai. Hendra menyoroti Sungai Cipasang, yang merupakan hulu dari Sungai Ciwulan yang bermuara hingga Tasikmalaya dan Cibalong.
“Jadi dampaknya bukan hanya Garut tapi sampai Tasik, selain itu, kegiatan off-road juga mengganggu musim kawin merak hijau dan bahkan terlihat kerbau yang menyingkir karena sedang berlangsung kegiatan offroadnya,” ucapnya.
Baca Juga:Jelang Pernikahan Wabup, Rencana Kedatangan Presiden Belum Ada KejelasanKabupaten/kota di Jawabarat Usulkan Barak Militer Juga Bisa untuk Anak SMP
Secara detail, Hendra mencatat kerusakan sekitar 1,56 kilometer yang berhasil mereka lacak menggunakan GPS, dan masih ada area lain yang belum dipetakan. Meskipun demikian, Hendra menyambut baik niat baik dari pihak penyelenggara IOF. “Karena ini sudah ada niat baik dari penyelenggara IOF itu sendiri, mereka bersedia bertanggung jawab atas kekeliruan atau kesalahpahaman dalam kegiatan tersebut,” ungkapnya.