DLH Sebut Off-Road di Gunung Cikuray Ilegal, IOF Garut Minta Maaf

istimewa
DLH Sebut Off-Road di Gunung Cikuray Ilegal, IOF Garut Minta Maaf
0 Komentar

Ia menegaskan bahwa kegiatan off-road di kawasan hutan lindung, bahkan di area perhutanan sosial sekalipun, jelas dilarang. “Jangankan di hutan lindung, di wilayah perhutanan sosial pun kegiatan seperti off-road tidak diperbolehkan. Dan sekali lagi, seluruh kewenangan untuk pengawasan dan penindakan berada di tangan Dinas Kehutanan Provinsi,” katanya.

Sementara, Indonesia Offroad Federation (IOF) Pengurus Cabang Garut menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya terkait dugaan kerusakan hutan lindung Gunung Cikuray akibat kegiatan off-road yang diselenggarakan pada Sabtu, 12 Juli 2025 lalu. Kerusakan ini, yang diperkirakan seluas 1,5 kilometer, terjadi di wilayah yang seharusnya menjadi zona konservasi dan perlindungan, termasuk habitat langka merak hijau.

Asep Mulyana, Ketua Harian IOF Pengurus Cabang Garut mewakili seluruh anggota dan panitia penyelenggara acara HUT IOF ketiga, menyampaikan penyesalan mendalam atas insiden ini.

Baca Juga:Pihak Swasta Harus Kelola Sampahnya Secara MandiriPenertiban PKL Bukan untuk Sambut Pernikahan, tapi Kawasan Alun-Alun akan Jadi Tempat Parkir

“Kami atas nama seluruh IOF Garut, juga atas nama panitia penyelenggara acara HUT IOF yang ketiga, mohon maaf yang sebesar-besarnya terutama kepada pelaku atau penggiat lingkungan mengenai acara tersebut,” ujar Asep, Senin (14/7).

Asep mengakui bahwa kegiatan tersebut telah menyebabkan kerusakan yang disebutkan oleh pihak pengelola hutan. Pihaknya juga telah mencapai kesepakatan dengan Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Sukamurni, yang diketuai oleh Hendra Anggara, untuk bersama-sama merehabilitasi dan memperbaiki kerusakan yang timbul akibat aktivitas off-road tersebut.

Ia mengakui adanya kesalahan komunikasi dan kurangnya informasi mengenai perubahan status dan batas-batas kawasan tersebut. “Kenapa itu terjadi, kami juga sebenarnya jalur itu sudah beberapa kali dipakai, cuma karena ketidaktahuan status tersebut sudah berubah, maka terjadilah hal yang seperti ini,” jelasnya.

Asep menegaskan bahwa pihaknya tidak ingin berlarut-larut dalam perdebatan siapa yang salah. “Kalau itu dibahas lagi mengenai siapa yang salah itu tidak akan selesai, prioritas utama saat ini adalah kerja sama dengan pihak pengelola kawasan untuk proses perbaikan kerusakan,” ucapnya.

IOF Garut juga menyerukan kepada seluruh rekan-rekan offroader untuk lebih berhati-hati dan proaktif dalam mencari informasi mengenai status dan titik-titik kawasan hutan sebelum melakukan kegiatan.

0 Komentar