Delapan Pekerja Migran Ilegal dari Garut Dipulangkan Usai Kabur Lewat Hutan di Riau

pekerja migran asal Garut berhasil dipulangkan setelah kabur di hutan
pekerja migran asal Garut berhasil dipulangkan setelah kabur di hutan
0 Komentar

GARUT – Sebanyak delapan pekerja migran ilegal asal Garut, Cianjur, dan Tasikmalaya yang menjadi korban penipuan di Pekanbaru, Riau, akhirnya berhasil dipulangkan ke kampung halaman mereka. Para pekerja ini mengalami perjalanan harrowing, berjalan kaki melintasi hutan dan sungai setelah ditinggalkan oleh penyalur pekerjaan mereka.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Garut, Aji Sukarmaji, mengungkapkan bahwa proses pemulangan ini merupakan hasil koordinasi lintas instansi.

“Dari Dinsos, kami sudah kontak dengan Dinas Sosial di Provinsi Riau, terus melakukan pemantauan dan kontak juga dengan Dinsos Jambi, Lampung, sesuai prosedur,” jelas Aji, Senin (9/6)

Baca Juga:Rumah Lansia 83 Tahun Ludes Terbakar di Cilawu, Yudha Puja Turnawan Dorong Kolaborasi BantuanRumah Panggung di Cilawu Garut Ludes Terbakar Akibat Tungku Masih Menyala

Pemulangan ini juga berkat bantuan dari berbagai pihak, termasuk Bappeda, Baznas, Camat Tarogong Kaler dan Garut Kota, serta Disnaker.

“Alhamdulillah berkat kerja sama bantuan dari Bappeda juga, dari Baznas, terus kepedulian dari Camat Tarogong Kaler, Garut Kota dan Disnaker, jadi alhamdulillah mereka sampai Garut,” imbuh Aji.

Salah satu korban, Setiawan, menceritakan awal mula ia tergiur ajakan temannya untuk bekerja di Pekanbaru. Bersama 11 orang lainnya, Setiawan dijanjikan pekerjaan di perusahaan kayu putih dengan gaji menggiurkan hingga hampir Rp 10 juta per bulan. Namun, kenyataannya mereka dipekerjakan untuk mengolah kayu akasia sebagai bahan kertas.

Setelah dua pekan bekerja, orang yang menyalurkan mereka kabur dan membawa lari uang para pekerja. Meski demikian, Setiawan dan rekan-rekannya tetap melanjutkan pekerjaan hingga satu bulan.

“Kami sebanyak delapan orang sepakat untuk kabur dari perusahaan itu sampai melewati hutan selama tiga hari tiga malam, selama perjalanan, hanya makan mie instan mentah dan minum air kotor, pas melewati kanal atau sungai kami menaiki jerigen karena tidak semua bisa berenang,” kata Setiawan.

Setelah dua minggu terdampar, mereka bertemu dengan pencari madu yang kemudian menyelamatkan mereka ke pemukiman warga. Dari sanalah mereka bisa berkomunikasi dengan Dinsos, Polsek, dan pihak terkait lainnya untuk meminta bantuan pemulangan ke Garut. Dari total delapan orang, enam di antaranya adalah warga Garut, satu warga Cianjur, dan satu warga Tasikmalaya.

Setibanya di Garut, para pekerja migran ini langsung ditampung di Puskesmas Tarogong Kidul untuk menjalani pemeriksaan kesehatan.

0 Komentar