GARUT – Pengusaha penginapan di Pantai Sayang Heulang, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, mengeluhkan listrik sering padam tanpa ada pemberitahuan sebelumnya.
Pemilik Villa & Resto Saikhwan, Budi menyampaikan keluhannya terkait listrik yang sering mati, sehingga operasional di Villa tentu sangat terganggu, bahkan sistem reservasi digital pun ikut mati.
“Keluhan utama kami tentu soal operasional yang sangat terganggu. Listrik sering padam tanpa pemberitahuan, dan ini membuat pelayanan ke tamu jadi tidak maksimal. AC mati, lampu mati, bahkan sistem reservasi digital juga ikut terganggu. Ini benar-benar mengganggu kenyamanan tamu dan merugikan kami sebagai pengelola,” ujarnya saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Jum’at (30/5).
Baca Juga:IGSBB Gelar Pelatihan Guru Inovatif untuk PAUD dan TK se-Kabupaten GarutBisma, Bocah 13 Tahun Penjual Gorengan di Garut yang Tak Pernah Menyerah Demi Keluarga
Budi mengatakan, kejadian listrik mati ini sudah terjadi dari beberapa bulan ke belakang. Dalam 1 minggu terkadang dua atau tiga kali padam, dan durasi padamnya tidak sebentar.
“Masalah ini bukan baru terjadi kemarin-kemarin saja, tapi sudah berlangsung beberapa bulan terakhir. Kadang dalam seminggu bisa sampai dua sampai tiga kali padam, dan durasinya pun nggak sebentar, bisa sampai beberapa jam,” katanya.
Budi kembali menegaskan, dampak yang terjadi ketika listrik sering padam itu sangat besar, bahkan ada pengunjung yang batal menginap, atau pindah ke tempat lain, pernah juga hunian nya turun drastis.
“Tentu dampaknya besar. Banyak tamu yang mengeluh, bahkan ada yang batal menginap atau memutuskan untuk pindah ke tempat lain. Pernah juga ada masa di mana hunian hotel turun drastis karena tamu sudah dengar soal seringnya listrik padam di daerah sini,” jelasnya.
Lebih jauh Budi berharap, kepada pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN) ataupun pemerintah harus segera menanggapi keluhan seperti ini, karena sangat berdampak terhadap para hotel, dan nama Garut sebagai destinasi wisata akan tercoreng.
“Kami berharap pihak PLN atau pemerintah setempat bisa serius menanggapi ini. Kami butuh solusi yang konkret. Entah itu perbaikan infrastruktur listrik atau bantuan dalam bentuk lain. Karena kalau kondisi ini dibiarkan terus-menerus, bukan cuma kami saja yang rugi, tapi juga nama baik daerah sebagai destinasi wisata akan ikut tercoreng,” tutupnya. (rizka)