Kemiskinan dan Kebodohan Dinilai Berpengaruh Terhadap Tingginya Kekerasan Seksual dan Inses di Garut

ilustrasi larangan kekerasan seksual (AI)
ilustrasi larangan kekerasan seksual (AI)
0 Komentar

GARUT – Angka kasus pelecehan seksual, termasuk inses di Kabupaten Garut belakangan ini kian mengkhawatirkan. Fenomena ini menjadi perhatian sekaligus mengundang keprihatinan dari banyak pihak.

Salah satu yang prihatin dengan masalah ini yaitu Rois Syuriah PCNU Garut, KH Rd Amin Muhyidin Maolani.

“Kasus yang saat ini dibahas di Garut itu kebanyakan pelecehan seksual, peristiwa seperti itu banyak dialami juga oleh anak sekolah bahkan di bawah umur,” ungkapnya, Selasa (27/5).

Baca Juga:Pembangunan Tol Getaci Diyakini akan Meringankan Beban Pemkab dan Mendongkrak Ekonomi Warga GarutStrategi BNI Jaga Likuiditas dan Dorong Pertumbuhan Kredit di Tengah Tren Suku Bunga Rendah

Rd Amin menilai, masalah ini erat kaitannya dengan moral, kemiskinan dan juga kebodohan sebagai pemicu utamanya.

“Kebanyakan dari kebodohan itu, tidak ngaji dan tidak sekolah, pangkal dari kebodohan tersebut adalah kemiskinan, saya pikir kuncinya dari sana, mereka tidak sekolah, mereka tidak ngaji,” katanya.

Untuk mengatasi permasalahan ini, ia menekankan pentingnya mendongkrak pendidikan masyarakat. Selain itu, PCNU Garut berencana untuk bersinergi dengan pemerintah daerah dalam upaya mendongkrak ekonomi masyarakat. Harapannya, dengan peningkatan taraf pendidikan dan ekonomi, kasus-kasus memilukan seperti pelecehan seksual dan inses dapat ditekan di Garut.(rizki)

0 Komentar