Kinerja 100 Hari Bupati-Wakil Bupati Garut: Holil Aksan Umarzen Pertanyakan 'Garut Hebat'

Holil Aksan Umarzen, Ketua Paguyuban Masyarakat Garut Utara
Holil Aksan Umarzen, Ketua Paguyuban Masyarakat Garut Utara
0 Komentar

GARUT – Seratus hari pertama kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Garut menjadi perhatian Holil Aksan Umarzen, Ketua Paguyuban Masyarakat Garut Utara. Menurut Holil, janji “Garut Hebat” yang menjadi visi pasangan kepala daerah ini belum menunjukkan terjemahan konkret dalam 100 hari kerja mereka.

“Menurut saya 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati, Garut Hebat belum kelihatan hebatnya, ini harus menjadi evaluasi serius bagi masyarakat demi kepentingan Garut ke depan. Jadi pentingnya kejelasan dalam visi ‘Garut Hebat’ mempertanyakan apakah itu sekadar branding atau memiliki keterkaitan dengan kebutuhan riil Garut,” katanya, Minggu (25/5).

Ia berharap banyak pada kepemimpinan Bupati yang memiliki banyak gelar dan Wakil Bupati yang aktif berinovasi. “Dalam menterjemahkan Garut hebat ini harus jelas terobosan besarnya apa karena sangat membutuhkan itu,” tegasnya.

Baca Juga:Emak Elah, Lansia di Simpen Kaler Belakang Rumahnya Roboh, Yudha Legislator Garut Sarankan Ini ke PemkabWarga Cibiuk Garut Berharap Kehadiran Kopdes Merah Putih Bisa Membantu Petani dan Peternak

Holil Aksan Umarzen mengaku telah menulis artikel, meskipun tak yakin dibaca, yang membahas bagaimana Garut bisa menjadi hebat melalui evaluasi besar. Ia mengusulkan Garut General Check-up sebagai langkah evaluasi menyeluruh.

“Mau tidak mau kita ini hidup di zaman modern, zaman maju jadi harus melek digital untuk mewujudkan Garut Government,” paparnya.

Holil menyarankan adanya digital forensik jika infrastruktur dasar sudah dibangun, mengingat infrastruktur bukan hanya jalan raya, tetapi juga pelayanan. Ia mencontohkan Kota Malang dan Surabaya yang telah menerapkan digitalisasi hingga ke ranah fintech (finansial teknologi) untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

“Kita bayar nih hotel dengan pajak, restoran besar langsung dipotong pajak, kalau tidak ada fintech kontrolnya ke mana,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Holil melihat potensi besar Garut sebagai kota santri untuk menjadi Kabupaten Syar’i yang berbasis digital. Ia membayangkan sebuah sistem di mana transaksi ekonomi, bahkan ijab kabul, bisa dipastikan jelas dan bebas dari kecurangan atau riba melalui digitalisasi.

“Kalau sampai umum ijab kabulnya gak jelas karena digitalisasi ini sangat mendukung untuk diadakan menerapkannya ekonomi Syariah, nah ini Garut butuh itu,” jelasnya. Holil yakin jika hal ini tercapai, Garut akan benar-benar menjadi kabupaten yang hebat, apalagi dengan potensi pemekaran menjadi tiga kabupaten.

0 Komentar