Anak Didikan Militer ala Dedi Mulyadi Tampil di Upacara Harkitnas, Pamer Yel-Yel hingga Haru Bertemu Orang Tua

didikan militer Gubernur Dedi Mulyadi berhasil membawakan upacara di Hardiknas
didikan militer Gubernur Dedi Mulyadi berhasil membawakan upacara di Hardiknas
0 Komentar

BANDUNG – Ada yang berbeda dalam Upacara Hari Kebangkitan Nasional yang digelar di Lapangan Gasibu, Selasa (20/5). Deretan petugas upacara kali ini bukan dari kalangan militer, melainkan para remaja yang baru saja menyelesaikan pelatihan militer ala Dedi Mulyadi.

Anak-anak tersebut merupakan peserta program pendidikan karakter di Dodik Bela Negara Rindam III Siliwangi, Lembang, yang telah digembleng selama dua pekan penuh. Mereka dipercaya mengemban tugas upacara, mulai dari pengibar bendera, pembaca UUD 1945, hingga memimpin doa.

Tampak gagah dan percaya diri, mereka berdiri sejajar dengan pasukan elite seperti Kopassus, Kopaska, hingga Brimob. Seragam mereka rapi, langkah mereka tegas, seolah ingin menunjukkan bahwa mereka bukan anak-anak biasa.

Baca Juga:Kabupaten Garut Berpeluang Jadi Tuan Rumah Porprov 2030, Begini Kata Ketua DPRD GarutSejarah Panjang Jalur Kereta Api Cibatu-Garut-Cikajang yang Jarang Diketahui

Tak hanya pembacaan teks UUD 1945, upacara juga disisipi momen pembacaan Janji Anak Indonesia. Di dalamnya berisi ikrar untuk menjauhi geng motor, narkoba, dan pergaulan bebas, sebuah pesan kuat tentang harapan masa depan generasi muda.

Defile Gagah Bersama Pasukan Elite

Usai upacara, momen berlanjut dengan parade defile. Para siswa kembali berbaris, menyusuri Jalan Diponegoro hingga finis di halaman Gedung Sate. Mereka dibagi ke dalam pleton-pleton kecil, bergabung dengan formasi barisan tentara dan polisi. Langkah mereka kompak, wajah mereka serius, sebuah kebanggaan yang sulit disembunyikan.

Yel-Yel Semangat dan Tangisan Haru

Setelah defile, para siswa kembali menunjukkan semangatnya lewat pertunjukan yel-yel yang mereka pelajari selama masa pelatihan. Sorak-sorai dan semangat mereka memecah suasana. Namun, suasana berubah haru saat tiba waktunya mereka bertemu orang tua.

Para orang tua yang hadir dipersilakan mendekat. Tangis haru pun pecah. Ada yang berlari memeluk ibunya, ada pula yang bersujud di kaki orang tua, sebuah pemandangan yang menyentuh siapa pun yang menyaksikan.

Namun tidak semua anak mendapatkan momen itu. Beberapa siswa tak dijemput oleh orang tua mereka. Melihat hal tersebut, Dedi Mulyadi langsung mengundang mereka naik ke panggung. Dengan penuh kasih, ia menawarkan mereka menjadi anak asuhnya. Suasana pun kembali dipenuhi tepuk tangan dan air mata.

Cerita di Balik Pelatihan: Bangun Subuh, Disiplin, dan Teman Baru

0 Komentar