Ini Dia Status Medsos Salah Satu Korban Meninggal di Insiden Ledakan Amunisi di Garut

foto ilustrasi korban ledakan amunisi tak layak pakai di Garut. foto dibuat mirip dengan foto asli korban
foto ilustrasi korban ledakan amunisi tak layak pakai di Garut. foto dibuat mirip dengan foto asli korban
0 Komentar

GARUT – Ucapan “Awas Ngabeledug!” atau dalam Bahasa Indonesia berarti “Awas Meledak!” menjadi kata-kata terakhir Dadang Iis (48), salah satu dari 13 korban tewas dalam tragedi ledakan amunisi tidak layak pakai di Garut pada Senin (12/5). Pesan singkat tersebut dikirimkannya melalui grup WhatsApp kampung beberapa saat sebelum insiden nahas itu terjadi.

Kabar ini diungkapkan oleh Uus Sutiana (35), keponakan Dadang, saat ditemui di RSUD Pameungpeuk. Uus menceritakan bahwa kepergian pamannya sangat mengejutkan keluarga besar. Pasalnya, Dadang sempat memberikan kabar yang seolah menjadi firasat sebelum kejadian.

“Di grup Karang Taruna itu pagi harinya sempat ngirim pesan. Katanya, awas ngabeledug. Atau Bahasa Indonesianya awas ada ledakan,” tutur Uus.

Baca Juga:Tiga Jenazah Korban Ledakan Amunisi Diserahkan ke Keluarga, Sekda Garut Sampaikan IniWacana Vasektomi Bagi Penerima Bansos, Sekda Garut dan Anggota DPRD Tanggapi Begini

Tak hanya itu, Uus juga mengungkapkan bahwa sehari sebelum tragedi, Dadang sempat mengunggah status serupa di WhatsApp story-nya.

“Kata-katanya sama seperti itu (awas ngabeledug). Cuman ini sambil pakai foto,” imbuhnya.

Dalam foto yang diunggah Dadang, terlihat ia berpose bersama seorang anggota TNI AD. Banyak yang menduga bahwa sosok dalam foto tersebut adalah Kolonel Cpl Antonius Hermawan, Kepala Gudang Pusat Munisi III Pusat Peralatan TNI AD yang juga menjadi korban tewas dalam ledakan tersebut.

Sosok Dadang sendiri dikenal oleh teman-temannya sebagai pribadi yang baik dan memiliki jiwa sosial yang tinggi. Dea Islami, teman karib Dadang, mengenangnya sebagai orang yang sangat baik dan aktif di Karang Taruna. “Sangat baik, sosialnya bagus. Dia aktif di karang taruna juga,” kata Dea.

Uus menambahkan bahwa pamannya adalah sosok yang bersahaja dan pekerja keras demi menghidupi keluarganya. Pesan terakhir “Awas Ngabeledug!” yang dikirimkan Dadang kini menjadi kenangan pahit bagi keluarga dan kerabat, seolah menjadi pertanda akan bahaya yang mengintai sebelum merenggut nyawanya.(rizki)

0 Komentar