Garut Terus Kembangkan Aspal Plastik

ilustrasi jalan (ist)
ilustrasi jalan (ist)
0 Komentar

Tim Kajian Universitas Garut yang diwakili oleh Prof. Ikeu Kania turut menyampaikan hasil penelitiannya terkait volume sampah di Garut. Uniga pun menyatakan kesiapannya untuk berkolaborasi dengan Dinas LH dalam mengedukasi masyarakat terkait pemilahan sampah dari rumah.

“Sekitar 30% atau 30 ton per hari sampah di Garut adalah plastik. Pemanfaatan sampah plastik sebagai campuran aspal adalah langkah strategis, dengan catatan kita mengutamakan penggunaan plastik lokal,” ujarnya.

Dr. Ida Farida dari Institut Teknologi Garut (ITG) menambahkan bahwa pemanfaatan sampah plastik untuk infrastruktur jalan bukan hanya meningkatkan kekuatan aspal, tetapi juga merupakan solusi ramah lingkungan. Selain itu, inisiatif ini juga mendorong ekonomi sirkular dan menciptakan peluang kerja lokal. “Setiap kilometer jalan yang menggunakan aspal plastik berpotensi mengurangi emisi karbon hingga 1,5 ton CO2 dan menghemat biaya pemeliharaan hingga 30%,” paparnya.

Baca Juga:Dedi Mulyadi Sebut Kenakalan Remaja Tidak Spontan, Tapi TerstrukturDedi Mulyadi Bertanya Ini kepada Siswa yang Dilatih di Rindam III/Siliwangi

Diskusi ini menyepakati bahwa plastik memiliki nilai ekonomi jika diolah dengan tepat. Proses pengumpulan, pembersihan, dan pencacahan sampah plastik untuk campuran aspal berpotensi menciptakan lapangan kerja baru dan memberdayakan masyarakat. Integrasi antara pemerintah daerah, akademisi, dan masyarakat diharapkan dapat semakin memajukan implementasi aspal plastik di Kabupaten Garut, membawa manfaat ganda bagi pembangunan infrastruktur dan pengelolaan lingkungan.(rzi)

0 Komentar