“Nah kembali pada persoalan itu, kenapa kurikulum nyaah ka indung berada di bawah LKKP? Karena kurikulum itu kan kebijakan pendidikan, nantinya kan akan ada Perbup, makanya pengkajiannya ada di Lembaga Kajian Kebijakan Pendidikan (LKKP),” jelasnya.
Ketua LKKP, Solih, menyebutkan bahwa kurikulum “Nyaah Ka Indung” ke depan dirancang untuk bisa diterapkan sebagai bahan ajar di perpustakaan SMP dan juga mata pelajaran muatan lokal (mulok) sejak tingkat PAUD, SD hingga SMP.
“Implementasi nya sebagai referensi atau buku perpustakaan khusus untuk tingkat SMP, yang kedua termasuk tadi itu mata pelajaran mulok yang dimulai dari jenjang Paud, SD sampai SMP,” katanya.
Baca Juga:SMKN 9 Garut Terapkan Sistem Pencairan Bantuan PIP oleh Orang Tua dan Siswa Secara LangsungYudha Puja Turnawan Soroti Eksploitasi Anak oleh Pengemis dan Pengamen di Garut, Desak Pemkab Bertindak Tegas
“Semua itu nanti akan coba diselesaikan sekitar di bulan September dan bulan Oktober kami sudah melakukan uji petik lah gitu ya, Sebagai apakah ini cocoknya karena masih ada empat pilihan sebetulnya, Pertama mulok yang kedua terintegrasi dengan mapel yang ada, yang ketiga masuk ke kokulikuler atau ke instakurikuler, Nah yang keempat metodologi inilah nanti akan dijadikan sebagai bahan uji coba setelah mendapat masukan dari pihak sekolah, dari berbagai pihak nanti, Kira-kira masuknya di mana, Oh ini lebih pasnya di mulok atau mungkin berbeda antara SD mulok masuknya, kalau di SMP mungkin terintegrasi bisa salah atau seperti itu. Nah bagaimana hasil dari uji petik tadi. Ya kami menarikan di semester Ganap nanti mudah-mudahan sudah bisa kelar menjadi pembelajaran di minimal tiga jenjang yang tadi,” jelasnya.
Menariknya, hingga saat ini, format final dari kurikulum tersebut masih dalam tahap uji coba. Ada beberapa opsi penempatan: apakah menjadi mata pelajaran mulok, terintegrasi dengan mapel lain seperti PKN atau Agama, atau bahkan berdiri sebagai pelajaran tersendiri dengan nama yang lebih mudah disingkat seperti PMP zaman dulu.
“Nah itu juga kan sedang digodok juga, Kenapa ada beberapa tadi alteratif, Kalau itu mulok mungkin langsung saja Mulok Nyaah Ka Indung, Kalau itu terintegrasi mungkin ke mata pelajaran-mata pelajar yang sudah ada, atau mungkin ada istilah lain yang lebih pas nanti. Karena biasanya itu kan kalau terdiri dari tiga suku kata biasanya. Kalau PMP semacam begitu ya kalau mata pelajaran biar mudah disingkat. Kalau Nyaah Ka Indung ini juga masih menjadi satu kajian tim. Mana yang lebih pas nanti menamai mata pelajarannya. Jadi belum bisa kami sampaikan Karena memang belum final Ini kan baru Pra-launching,” ucapnya.(rizka)