DLH Garut Usulkan Pengadaan Georadar untuk Deteksi Kerentanan Pohon Sebelum Tumbang

Jujun Juansyah, Kepala Dinas LH Garut
Jujun Juansyah, Kepala Dinas LH Garut
0 Komentar

GARUT – Menyadari pentingnya deteksi kondisi pondasi pohon, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Garut, Jujun Juansyah Nurhakim berencana untuk mengusulkan pengadaan alat khusus untuk mendeteksi pohon tumbang.

“Mungkin kedepannya kita akan coba antisispasi pengadaan alat tersebut supaya kita bisa mendeteksi terkait dengan kedalaman pondasi, itu bisa kelihatan dari pondasinya itu sejauh berapa, dari hasil seismografnya, tapi alat itu harganya mahal, belum ada anggarannya kurang,” kata Jujun, Rabu (30/4).

Dengan adanya alat pendeteksi kondisi pondasi, Jujun berharap penilaian kondisi pohon dapat dilakukan secara lebih komprehensif, sehingga dapat diputuskan apakah pohon tersebut layak ditebang, diremajakan, atau cukup dipangkas.

Baca Juga:Prabowo Dijadwalkan Hadir di Perayaan Hari Buruh di Monas BesokPohon Tumbang di Alun-alun Tarogong di Luar Prediksi, DLH Garut Akui Keterbatasan Alat Deteksi Kondisi Pondasi

Terkait dengan kejadian di Alun-alun Tarogong, Jujun menduga penyebab tumbangnya pohon tersebut adalah kondisi pondasi atau akar yang tidak kuat.

“Kejadian yang di alun-alun itu dari pondasinya, jadi akarnya itu kelihatan makanya roboh ternyata tidak ada akarnya gak kedalam, mungkin hal-hal seperti itu yang harus diantisipasi,” imbuhnya.

Saat ini, data terkait kondisi pohon di Kabupaten Garut berada di bidang teknis DLH. Pihaknya juga sedang melakukan validasi data terbaru untuk memastikan kondisi terkini pohon-pohon tersebut.

“Datanya ada di bidang teknis ada datanya nanti bisa dilihat ke bidang teknis tapi dari mulai senin kemarin kita mulai mencoba memvalidasi datanya, terkait dengan kondisi pohon ini, meskipun tidak akan berbeda jauh dengan sebelum hari raya sebulan yang lalu tapi biar yakin,” katanya.

Jujun menjelaskan bahwa potensi pohon tumbang cenderung lebih kecil saat musim kemarau karena pohon tidak menanggung beban air hujan yang berlebihan.

“Terkait pohon justru memang kondisi kemarau ini lebih potensi robohnya kecil, karena beban pohonnya itu tidak ada hujan tidak jenuh air, artinya dia mulai mengering, artinya untuk beban dia miring karena bebannya tidak jenuh air jadi saya kira lebih ringan cuma kan potensi angin juga tetap ada, tapi yang namanya hujan atau kemarau tidak terpengaruh oleh cuaca tapi yang pasti penilaian kondisi, keropos, kering, kalau kering ya kita pangkas, cuman tadi kita tidak bisa memprediksi kedalaman pondasi,” jelasnya.

0 Komentar