Berdasarkan analisis tipologi Klassen dari data PDRB 2020-2024, sektor pertanian masih menjadi tulang punggung ekonomi Garut, disusul perdagangan dan pariwisata. Namun, ada dua sektor yang perlu perhatian lebih: informasi dan komunikasi, serta pengadaan air dan pengelolaan sampah. Meski saat ini masih tertinggal, kedua sektor tersebut menunjukkan pertumbuhan tercepat.
Perlu strategi dan kebijakan yang tepat untuk mempercepat perkembangan sektor-sektor ini agar mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih seimbang.
IPM Naik, Tapi Tantangan Masih AdaDidit juga menyampaikan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Garut mengalami peningkatan menjadi 69,91 poin. Meski begitu, Garut masih berada di posisi kedua terendah dibandingkan 27 kabupaten/kota lain di Jawa Barat.
Baca Juga:Jalan Berlubang di Ruas Syekh Jafar Sidiq Mulai Ditambal HotmixTasyakuran Hari Bhakti Pemasyarakatan Ke-61: Wujud Nyata Pemasyarakatan PASTI Bermanfaat untuk Masyarakat
Di sisi lain, tingkat kemiskinan di Garut menunjukkan penurunan menjadi 9,68% di tahun 2024. Meski begitu, jumlah penduduk miskin Garut masih menjadi yang kedua terbanyak di Jawa Barat, dengan angka mencapai 259.320 orang.
Ini jadi tantangan bersama. Dengan jumlah penduduk yang besar, Garut punya potensi luar biasa, tapi juga membutuhkan kerja keras semua pihak untuk mewujudkan pembangunan yang merata dan berkeadilan.
“Capaian indikator makro Kabupaten Garut, IPM Garut meningkat menjadi 69,91 poin, namun masih menjadi IPM kedua terbawah dibandingkan dengan 27 kabupaten kota di Provinsi Jawa Barat. Tingkat kemiskinan pada tahun 2024 turun menjadi 9,68% atau urutan ke-9, meskipun dari sisi jumlah penduduk miskin kedua terbanyak di Jawa Barat sebesar 259.320 orang. Karena jumlah total penduduk Garut yang cukup besar,” tutupnya. (rizka)