Semarak Hari Kartini, DPC PDI Perjuangan Garut Gelar Lomba Masak Pangan Lokal dan Donor Darah

Yudha Puja Turnawan bersama Wakil Bupati Garut meninjau lomba masak dan donor darah di kantor DPC PDIP Garut
Yudha Puja Turnawan bersama Wakil Bupati Garut meninjau lomba masak dan donor darah di kantor DPC PDIP Garut
0 Komentar

GARUT – Dalam rangka memperingati Hari Kartini, DPC PDI Perjuangan Garut mengadakan lomba masah olahan pangan lokal bergizi dan donor darah Senin 21 April 2025 di kantor DPC Garut.

Lomba masak kali ini bukan sekadar adu rasa dan tampilan, tapi sarat pesan kesehatan. Para peserta diajak berkreasi mengolah bahan pangan lokal sebagai pendamping beras yang murah, mudah diolah, dan tentunya kaya gizi, khususnya untuk ibu hamil dan balita, sebagai bagian dari upaya bersama menekan angka stunting di Garut.

Acara dibuka langsung oleh Wakil Bupati Garut, Hj. Putri Karlina, dengan jajaran pejabat di Pemkab Garut seperti Sekda Garut Nurdin Yana, Camat Tarogong Kidul Ahmad Mawardi, Lurah Pataruman Ayi Sunarya, dan Lurah Sukagalih Sopi Feridiansyah turut hadir meramaikan momen ini.

Baca Juga:Bupati Garut Angkat Bicara Soal Kasus Pelecehan Seksual, Masyarakat Harus Tahu dan Waspada Sejak DiniBanyak Drainase Tak Berfungsi di Perkotaan Garut, Kadis PUPR Jelaskan Penyebabnya

Ketua DPC PDI Perjuangan Garut, Yudha Puja Turnawan, menegaskan bahwa kegiatan ini sejalan dengan instruksi dari DPP PDI Perjuangan. Di balik kompetisi masak, ada pesan kuat untuk mendorong masyarakat, terutama kaum ibu, agar lebih kreatif dalam menyediakan asupan sehat bagi keluarga.

“Peserta lomba adalah para ibu kader posyandu, yang tentu sangat memahami kebutuhan gizi bagi ibu hamil dan bayi. Lomba ini juga menjadi bentuk edukasi pentingnya inovasi dalam penyediaan makanan bergizi nonberas, mengingat Indonesia memiliki kekayaan hayati yang luar biasa,” ujar Yudha.

Lebih dari sekadar acara lomba, Yudha juga mengaitkan kegiatan ini dengan perjuangan RA Kartini yang selama hidupnya memperjuangkan kesetaraan perempuan, terutama hak atas pendidikan dan kesempatan berperan di tengah masyarakat.

“RA Kartini memperjuangkan hak perempuan untuk mendapatkan pendidikan dan peran dalam masyarakat. Maka, lomba ini tidak hanya soal masak, tetapi juga membangkitkan kesadaran perempuan untuk turut berperan dalam pembangunan bangsa, termasuk dalam isu krusial seperti pencegahan stunting,” lanjutnya.

Yudha bahkan menyelipkan kisah inspiratif dari salah satu peserta, Ibu Kokom, seorang ibu tangguh yang hidup dalam keterbatasan ekonomi, namun tetap semangat berpartisipasi dalam lomba ini. Ia berharap pemerintah daerah bisa memberikan perhatian lebih kepada perempuan-perempuan kuat seperti Ibu Kokom, yang sering kali berjuang dalam diam.

0 Komentar