GARUT – Harapan besar datang dari salah satu sudut Desa Cinta Rakyat, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut. Hendra (46), seorang warga setempat, mengungkapkan keresahan atas kondisi rumah mertuanya yang sudah tidak lagi layak huni dan berharap adanya bantuan perbaikan dari pemerintah.
Bangunan semi permanen yang dihuni oleh Abah Endang, sang mertua, terakhir kali direnovasi sekitar 10 tahun lalu. Namun, karena keterbatasan biaya, perbaikan hanya dilakukan seadanya dengan material berkualitas rendah, sehingga kerusakan pun kembali terjadi.
” Iya a ini teh pertama diperbaiki sudah ada 10 tahun kebelakang, cuman kan keadaanya bahannya terbatas, kayu juga cuman kayu biasa, sekarang keadaannya gini lagi,” ujarnya belum lama ini.
Baca Juga:Persigar Dinilai Terlalu Gemuk, Pengurus yang Tidak Aktif Akan DiamputasiDishub Garut Akan Tata Ulang Area Parkir Sesuai Penlok, Parkir di Luar Penlok Artinya Liar
” Jadi ini teh gimana ya a, tidak berharap, cuman ingin we ada perhatiannya dari pihak tertentu, tidak bisa disebutkan dari mananya, ya pihak tertentu we a, cuman da saya juga gimana ya bukannya ga mau ngebantu mertua, da kerjaan saya juga gini we (tidak memungkinkan),” katanya.
Selain rusak secara fisik, rumah Abah Endang juga sering terendam air ketika hujan deras melanda. Hendra mengaku, dalam kondisi cuaca buruk, sang mertua kerap mengungsi ke rumahnya karena takut atap yang rapuh bisa roboh sewaktu-waktu.
” Jadi istilahnya mah ingin ini we layak huni, da khawatir nya mah ketika hujan deras a, banjir disini teh, kalau hujan ageng mah suka ngungsi ke rumah saya, da di perbaiki juga kentengnya sudah rapuh kayu nya, keinjek ku saya juga sudah khawatir,” jelasnya.
Ironisnya, beberapa kali ada orang yang datang memotret rumah dan meminta dokumen seperti Kartu Keluarga (KK) dan KTP, dengan alasan pengajuan bantuan perbaikan. Namun, hingga saat ini, tak ada tindak lanjut yang jelas.
” Kalau dulu mah suka ada yang foto, cuman saya tidak tau orang nya dari mana, cuman pernah ada yang foto, kan saya mah orang yang miskin ya a, jadi butuh penjelasan darimana nya, ada pernah, tapi tidak ada kejelasan nya, seperti mengumpulkan KK, KTP sering a bulan sekali duakali,” katanya.(rizka)