BEKASI – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kembali menunjukkan gaya kepemimpinan khasnya yang praktis dan solutif. Dedi Mulyadi selama ini memang dikenal selalu praktis dalam memberikan solusi terhadap segala permasalahan dengan melihat apa akar dari masalah tersebut.
Gubernur pilihan sebagian besar warga Jawa Barat ini, ketika mengunjungi pasar Babelan, Kabupaten Bekasi, dia menemukan dua permasalahan utama di pasar tersebut, yaitu masalah sampah yang menumpuk busuk, dan juga bangunan pasar yang sudah kumuh.
Dedi pun berdiskusi dengan pengelola pasar, Bupati Bekasi, dan Kapolsek setempat mengenai masalah sampah.
Baca Juga:Akibat Tabung LPG Bocor, Rumah Warga Kelurahan Sukajaya Ludes TerbakarSejumlah Orang Alami Luka Bakar di Sukajaya, Yudha Dewan Garut Berikan Bantuan
Soroti Sampah Pasar yang Membusuk
Kondisi pasar yang dipenuhi tumpukan sampah membusuk memancing perhatian Dedi. Ia langsung berdialog dengan pengelola pasar untuk mengetahui di mana letak permasalahan sesungguhnya.
“Artinya kan penanganan sampahnya tidak simultan, tidak terus menerus, kan harusnya sampah keluar dimasukin tengki, dimasukin kontainer sampah, nanti langsung diangkut, saya dulu pengalaman ngurus pasar pak, sehari dua kali ngangkut pak, pagi pagi sama sore. nah di sini apa masalahnya kan tidak mungkin sampah sampai busuk begiti kalau tidak ada masalah,” ujar Dedi dikutip dari kanal youtube @LEMBUR PAKUAN CHANNEL.
Ia pun meminta semua pihak untuk bicara jujur, bahkan mengajak Bupati Bekasi dan Kapolsek setempat untuk terbuka mengenai kondisi lapangan.
” Bapak jujur ngomong ini ada bupatinya masalahnya apa, sok,” ujar Dedi kepada pengelola pasar.
Masalah TPA Burangkeng
Dalam diskusi itu, Kapolsek menjelaskan bahwa masalah utama justru terjadi di hilir—yakni di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Burangkeng. TPA yang menjadi lokasi pembuangan sampah di Bekasi itu kini dinilai tak layak lagi digunakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Akibatnya, sampah dari berbagai titik, termasuk Pasar Babelan, menumpuk karena kendaraan pengangkut harus antre hingga semalam penuh.
“Masalahnya adalah antrean saat pembuangan di TPA. Jadi bisa sampai nginap satu malam,” ungkap Kapolsek kepada Dedi.
Solusi: Teknologi Pembakar Sampah Modern
Tak butuh waktu lama, Dedi langsung memberikan solusi. Ia menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan menurunkan alat pembakar sampah modern bernama Incinerator sebagai solusinya. Alat ini memungkinkan pengolahan sampah langsung di lokasi pasar, tanpa harus bergantung pada TPA.