RADAR GARUT – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyoroti permasalahan knalpot brong sebagai salah satu agenda prioritas dalam program penertibannya. Hal ini disampaikannya dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari kanal YouTube @LEMBUR PAKUAN CHANNEL.
Komitmen Eksekusi Cepat
Dalam pidatonya, Dedi Mulyadi menegaskan bahwa kepemimpinannya di Jawa Barat akan diwarnai oleh berbagai eksekusi cepat terhadap permasalahan yang ada.
Dedi Mulyadi sudah membuktikan hal itu dalam 14 hari pertamanya sebagai Gubernur Jabar, ia telah mengambil sejumlah langkah strategis, termasuk menjalin kerja sama dengan BMKG untuk melakukan modifikasi cuaca,, serta membongkar bangunan yang dinilai tidak sesuai regulasi, dan banyak lagi.
Baca Juga:Melalui Filosofi 'Nafsu yang Tidak Diberi Makan', Kalapas Garut Ajak Warga Binaan Transformasi DiriLapas Garut Gelar Perayaan Idul Fitri, Kalapas Tekankan Kemenangan atas Diri Sendiri
” Hari ini di Jawa Barat mungkin akan banyak eksekusi-eksekusi yang dilakukan dengan cepat. karena saya 14 hari memimpin sudah banyak eksekusi yang dilakukan dengan cepat,” ujarnya.
Dedi menegaskan bahwa agenda eksekusi ini akan konsisten dilakukan. ” BMKG mengatur evaluasi, menangani banjir, menangani berbagai hal, bongkar rumah segala macam, dan ini akan konsisten terus dilakukan, dan saya mohon maaf nanti sedikit galak,” ujar Dedi Mulyadi.
Penertiban Knalpot Brong dan Mentalitas Masyarakat
Salah satu agenda penertiban yang menjadi sorotan Dedi Mulyadi adalah terkait fenomena knalpot brong. Knalpot brong yang sering kali mengganggu kenyamanan masyarakat menjadi perhatian serius Dedi Mulyadi.
Dari sekian banyak permasalahan, knalpot brong ini yang disebut Dedi. Hal ini menandakan betapa pentingnya permasalahan ini untuk ditertibkan.
” Misalnya pada yang minta-minta akan saya tertibkan, kemudian yang knalpot brong akan saya benahi. semua, kenapa? karena kita ingin membentuk bukan hanya pembangunan, (tapi) manusia Jawa Barat yang beradab dan bermartabat, ini prinsip,” ujarnya.
Menurutnya, membangun mentalitas masyarakat merupakan hal yang lebih penting dibanding sekadar pembangunan infrastruktur. Ia menegaskan bahwa kepemimpinan yang hanya berfokus pada pembangunan fisik seperti jalan, jembatan, sekolah, dan rumah rakyat miskin adalah hal yang sudah biasa. Namun, membentuk mentalitas warga agar lebih tangguh dan berdaya saing adalah tantangan utama yang ingin ia tuntaskan.
” Kalau saya disuruh memimpin hanya bikin jalan, jembatan, irigasi, bangun rumah rakyat miskin, bangun sekolah, terlalu mudah bagi saya. tetapi yang paling penting dari diri saya adalah merubah mentalitas rakyat Jawa Barat dari pangedulan jadi petarung,” ujarnya.