Yayan menjelaskan, berdasrakan data Badan Pusat Statistik (BPS) untuk Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) di Kabupaten Garut berada di angka 0.84 atau dinilai masih toleran alias masih dalam catatan yang baik alias.
“Untuk LPP Alhamdulillah Garut di angka 0.84 (tahun 2023) dari sebelumnya 0.86. Capaian laju pertumbuhan penduduknya sudah masuk kategori rendah, karena ada kategori angka yakni dari 0 sampai 1 dinilai Rendah , 1 sampai 2 dinilai Sedang, dan dari angka 2 ke atas itu dikategorikan Tinggi. Sementara itu rata-rata angka kelahiran anak 2,37 per tahun, angka itu masih Toleran alias dalam kondisi yang baik. Karena keluarga kecil lebih memungkinkan orang tua memenuhi kebutuhan anak,” katanya.
Capaian positif lainnya yakni dalam penggunaan alat kontrasepsi di Garut yang mencapai 64,71 persen, dari batas toleransi 40 persen. “Penggunaan alat kontrasepsi 64.71 persen. Kenapa tidak seratus persen? Karena gak mungkin yang hamil pakai itu, termasuk yang baru menikah, keluarga yang belum memiliki anak, dan lainnya sehingga itu menjadi pertimbangan adanya toleransi tadi. Paling tinggi angka penggunaan 70 persen. Sementara 30 sampai 40 persen rentan toleransi penggunaan alat kontrasepsi di daerah,” paparnya.
Baca Juga:Buruan Lantik, Tahun Depan Keburu Pensiun! CASN Garut Minta Pemkab Percepat Pelantikan PPPKWarga Desa Sindangsari Pasang Spanduk Gambar Monyet, Cegah Buang Sampah Sembarangan
Tantangan Wujudkan Kampung Keluarga Berkualitas
Kendati beberapa capaian dalam program strategis Keluarga Berencana mengalami hasil positif dengan raihan sejumlah penghargaan hingga tingkat Nasional, namun Yayan menyebut beberapa hal masih menjadi tantangan kedepan yang sama harus mendapat perhatian lebih dalam mewujudkan Kampung Keluarga Berkualitas di Garut.
“Tantangan yang tentu dari dulu sampai sekarang selalu ada yakni kesadaran masyarakat akan pentingnya masuk dalam peserta Keluarga Berencana. Karena urusan KB ini beda dengan orang sakit, kalau orang sakit mungkin mereka akan gerak cepat nyari fasilitas Kesehatan, tapi orang KB kan orang sehat, kadang ada yang merasa tidak butuh sehingga harus diberi pemahaman menjadi akseptor atau penerima program KB dari pemerintah.
Masalah lainnya kata Yayan, yakni belum semua orang sangat memahami fungsi keluarga menjadi faktor lainnya dalam mewujudkan keluarga berkualitas. Yayan menyebut, delapan fungsi keluarga meliputi Fungsi Keagamaan, Fungsi Cinta Kasih, Fungsi Perlindungan, Fungsi Reproduksi, Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan, Fungsi Ekonomi, hingga Fungsi Pembinaan Lingkungan.