Pemkab Garut Upayakan Percepatan Musim Tanam Padi, Jaga Ketahanan Pangan

Sekda Garut Nurdin Yana
Sekda Garut Nurdin Yana
0 Komentar

GARUT – Dalam rangka mempercepat musim tanam padi tahun 2025 serta mengantisipasi dampak bencana iklim, Pemerintah Kabupaten Garut menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) dengan berbagai pihak terkait. Sekretaris Daerah Kabupaten Garut, Nurdin Yana, menegaskan peran strategis camat dalam mempercepat proses tanam dan memastikan bantuan pertanian tersalurkan tanpa kendala.

“Saya harapkan kepada semua lini, terutama camat dan teman-teman di lapangan, untuk menjaga agar program ini berjalan lancar. Ini adalah amanat Presiden, di mana penguatan swasembada pangan menjadi prioritas,” ujar Nurdin Yana, Jumat (21/3).

Ia juga menekankan pentingnya koordinasi antara pemerintah daerah dan provinsi agar program ini berjalan efektif. Menurutnya, ketahanan pangan adalah aspek dominan yang harus dijaga.

Baca Juga:Dedi Mulyadi Canangkan Satu Sekolah Satu Kelas Satu ToiletYudha Puja Turnawan Kunjungi Lansia di Cipicung Banyuresmi, Tinggal di Rumah Nyaris Roboh

“Kita pernah mengalami swasembada pangan di era Pak Harto, saat itu kita tidak perlu impor beras. Maka dari itu, program ini harus berjalan maksimal,” tambahnya.

Sementara itu, Nandang Sudrajat, tenaga ahli Menteri Pertanian, menjelaskan bahwa Rakor kali ini juga berfokus pada luas tambah tanam (LTT) yang mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh keterlambatan tanam akibat fenomena El Nino yang memperpanjang musim kemarau hingga November 2024.

“Data menunjukkan ada keterlambatan tanam, terutama karena kemarau panjang. Banyak petani yang baru bisa menanam di bulan November, padahal idealnya sudah dimulai sejak Oktober,” jelas Nandang.

Selain itu, beberapa persoalan teknis di lapangan turut menghambat distribusi air. Di Indramayu, misalnya, dua proyek besar menyebabkan aliran air ke sawah tidak mencapai kapasitas maksimal.

“Seharusnya air bisa sampai 100 persen, tapi karena proyek yang belum rampung, hanya 50-60 persen saja yang teraliri,” tambahnya.

Curah hujan tinggi sejak Januari hingga awal Maret juga menyebabkan ribuan hektare sawah di Pantura termasuk Bekasi, Karawang, Subang, Indramayu, dan Cirebon terendam banjir.

“Itu puluhan ribu hektare banjir ada yang sudah ditanam sampai dua kali, baru dua minggu kebanjiran, olah tanam lagi baru seminggu kebanjiran lagi, nah itu yang jadinya luas tambah tanam ini jadi turun,” ungkapnya.

Baca Juga:Dedi Mulyadi Larang Study Tour Karena Tujuannya Hanya Piknik dan Membuat Orang Tua Pinjam ke Bank EmokGubernur Dedi Mulyadi Sampaikan LKPJ 2024,  Apresiasi kepada Bey Machmudin

Untuk mengejar ketertinggalan, pemerintah menargetkan percepatan tanam di wilayah yang sudah siap panen, seperti Kabupaten Bandung. “Setelah Lebaran, panen raya diperkirakan mencapai 10-11 ribu hektare di wilayah Solokan Jeruk, Rancaekek, hingga perbatasan Majalaya,” pungkasnya.(rizki)

0 Komentar