Terkait Efsiensi Anggaran Dari Pemerintah, Berdampak Besar pada Sektor Perhotelan di Garut

Ketua BPC PHRI Kabupaten Garut, Deden Rohim saat diwawancarai sejumlah awak media, belum lama ini.
Ketua BPC PHRI Kabupaten Garut, Deden Rohim
0 Komentar

GARUT – Ketua Badan Pimpinan Cabang Perkumpulan Hotel dan Restoran Indonesia (BPC PHRI) Kabupaten Garut, Deden Rohim menyampaikan, dampak dari adanya Inpres nomor 1 tahun 2025 tentang efesiensi, telah membuat perusahaannya rugi cukup besar.

“Kalau dulu kita mengalami pandemi covid 19, sekarang ini pandemi efesiensi. Makanya tadi kita bahas dampak dari efesiensi. Tapi insyaa Allah kita tengah merumuskan jalan keluarnya supaya tidak berlama-lama.” kata Deden yang juga pengusaha Rancabango Hotel & Resort, belum lama ini.

Deden menyebutkan, dari usaha yang telah ia bangun ini sudah ada 3 kementerian yang membatalkan agendanya sehingga ia mengalami kerugian sampai dengan Rp. 500 juta, belum lagi hotel bintang dan non bintang lainnya.

Baca Juga:Sekda Jabar Tinjau Banjir Cimanggung, Tekankan Pencegahan dan SolusiGubernur Dedi Mulyadi Ingin Anak Sekolah Jangan Lagi Dibebani PR, SD Fokus Calistung Jangan Dibebani Digital

Dengan adanya efisiensi anggaran ini, Jiden sapaan akrabnya memperkirakan akan terjadi penurunan pendapatan untuk seluruh hotel dan restoran sekitar 30 persen, atau mencapai belasan miliar rupiah.

Sementara itu, untuk mengakali bisnis di tengah efesiensi anggaran pemerintah ini, Jiden dan pengurus PHRI Garut berencana menggulirkan program Sport Tourism dengan menggandeng KONI sebagai leading sector olahraga.

Deden yakin, jika program ini bergulir, dengan banyak kegiatan olahraga berskala nasional di Garut yang sifatnya kompetisi akan dapat meningkatkan hunian hotel lebih tinggi.

Jiden menambahkan, pajak dari sektor pariwisata ini sebagai penyumbang PAD terbesar ke 3 di Kabupaten Garut, di mana setiap tahunnya bisa menyetorkan dana sebesar Rp29 miliar. Sehingga kata Jiden, sewajarnya pemerintah daerah bisa membantu dari sisi promosi agar tingkat kunjungan bisa meningkat di tengah efesiensi ini.

“Harusnya ada dong insentif yang diberikan oleh pemerintah daerah dalam bentuk promosi, supaya PAD nya bisa lebih meningkat lagi,” pungkanya. (Ale)

0 Komentar