Tren Hastag KaburAjaDulu viral di Medsos, Begini kata Kepala Disnakertans Garut

Muksin, Kepala Disnakertrans Garut
Muksin, Kepala Disnakertrans Garut
0 Komentar

GARUT – Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertans) Kabupaten Garut, menanggapi Tren hastag #KaburAjaDulu yang sempat viral di media sosial akhir-akhir ini.

Mengenai Trend Hastag #KaburAjaDulu, banyak netizen mengartikannya seperti Warga Negara Indonesia (WNI) pergi keluar negeri untuk melanjutkan pendidikan ataupun kerja (berkarier) di luar negeri.

Kadisnakertrans Kabupaten Garut, Muksin menanggapi bahwa Tren Hastag tersebut suatu fenomena di kalangan generasi muda yang melihat peluang belajar atau bekerja di luar negeri itu sebagai cara untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.

Baca Juga:Prabowo Dikabarkan Bakal Lantik Pejabat Sore Ini, Reshuffle Kabinet Merah Putih MenguatKapal Nelayan Karam di Perairan Santolo, Empat Awak Berhasil Diselamatkan

“Tren #KaburAjaDulu yang viral di media sosial menunjukkan fenomena globalisasi yang semakin luas di kalangan generasi muda, terutama dalam aspek pendidikan dan pekerjaan. Kami memahami bahwa banyak Warga Negara Indonesia (WNI), khususnya Generasi Z, yang melihat peluang belajar dan bekerja di luar negeri sebagai cara untuk meningkatkan kualitas hidup mereka,” ujarnya melalui pesan WhatsApp, Kamis (20/2).

“Namun, penting untuk dicermati bahwa keputusan untuk bekerja atau belajar di luar negeri seharusnya bukan sekadar tren, tetapi harus didasari oleh pertimbangan yang matang, termasuk kesiapan mental, keterampilan yang mumpuni, serta pemahaman tentang regulasi kerja di negara tujuan,” jelasnya.

Muksin juga mengatakan, ada beberapa faktor sehingga tren hastag itu menjadi viral, seperti keterbatasan lapangan kerja, perbedaan standar gaji, serta daya saing di pasar tenaga kerja dalam negeri. Maka hal tersebut bisa mendorong para WNI untuk pergi keluar negeri. Tentu itu menjadi tantangan yang besar bagi pemerintah serta peluang untuk meningkatkan ekosistem ketenagakerjaan di Indonesia.

“Kami juga mengakui bahwa beberapa faktor, seperti keterbatasan lapangan kerja, perbedaan standar gaji, serta daya saing di pasar tenaga kerja dalam negeri, bisa menjadi pendorong bagi sebagian orang untuk mencari peluang di luar negeri. Oleh karena itu, fenomena ini perlu dilihat sebagai tantangan sekaligus peluang bagi pemerintah untuk terus meningkatkan ekosistem ketenagakerjaan di Indonesia,” katanya.

Menyikapi fenomena tersebut, menurutnya harus ada peningkatan pelatihan dan sertifikasi, Peningkatan Kesempatan kerja di Dalam Negeri, Perlindungan dan Regulasi Tenaga Kerja Migran, dan Kampanye Kesadaran Karier dan Mobilitas Global yang Bertanggung Jawab.

0 Komentar