GARUT – Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Garut, Ahmad Mulyana, mengungkapkan bahwa jumlah rumah tidak layak huni (Rutilahu) di Garut, Jawa Barat, masih sangat banyak.
“Sampai saat ini jumlahnya masih puluhan ribu dan tersebar di 42 kecamatan, dari utara sampai selatan Garut,” kata Ahmad, Jumat (17/2).
Ahmad juga menjelaskan bahwa pada tahun 2024, jumlah rumah tidak layak huni yang berhasil ditangani sebanyak 880 unit. “Saat ini masih tersisa 27.590 rumah yang belum tertangani,” tambahnya.
Baca Juga:Hari Ketujuh Operasi Keselamatan Lodaya 2025: Jumlah Pelanggar Terjaring Razia MeningkatCar Free Day Spesial HUT ke-212 Garut, Pj Bupati Hadir di Penghujung Masa Jabatan
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Garut, Nurdin Yana, menyoroti tingginya angka kemiskinan di Garut yang menjadi salah satu penyebab banyaknya rumah tidak layak huni.
“Jumlah rumah tidak layak huni di Garut tersebar di 42 kecamatan. Jika tiap desa memiliki satu rutilahu saja, maka jumlahnya sudah mencapai 442 rumah. Kenyataannya, di banyak desa jumlahnya lebih dari satu, bahkan ada yang mencapai puluhan,” jelas Nurdin.
Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Garut juga menghadapi kendala lain dalam program perbaikan rumah ini, yaitu keterbatasan pendanaan.
“Selama ini, anggaran yang diberikan untuk perbaikan satu rumah hanya Rp15 juta. Jumlah ini jelas tidak cukup jika dibandingkan dengan kebutuhan ideal pembangunan rumah, yaitu Rp25 juta per unit,” katanya.
Nurdin juga menyayangkan minimnya kontribusi perusahaan dalam program perbaikan rutilahu.
“Perusahaan besar di Garut yang berkontribusi sangat sedikit. Dari sekian banyak perusahaan yang ada, hanya dua perusahaan yang mengalokasikan anggaran melalui dana corporate social responsibility (CSR), itu pun dari perbankan milik pemerintah daerah dan provinsi. Sisanya tidak ada,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa peran perusahaan sangat dibutuhkan untuk mendukung pemerintah daerah dalam menyelesaikan masalah ini.
“Kami akan terus mendorong pihak perusahaan dan berbagai elemen lainnya agar ikut serta dalam program penanganan rutilahu ini. Sebab, jika hanya mengandalkan APBD, akan sulit memenuhi kebutuhan perbaikan rumah warga yang tidak layak huni,” ujarnya.
Baca Juga:Yudha Puja Turnawan Kunjungi Upit Warga Kampung Cipeuteuy, Rumahnya Ludes TerbakarPeringati Hari Jadi Garut, Yudha Dewan Garut Turut Gotong Royong Bersihkan Makam Ranggalawe yang Bersejarah
Sementara itu, salah satu pimpinan Pondok Pesantren Darussalam Kersamanah, KH. Devi Muharrom Sholahuddin, mengungkapkan bahwa donatur dari Kuwait turut membantu memperbaiki ratusan rumah warga sekitar pesantren.