Agar program ini berjalan optimal, Febi mendorong kolaborasi antara pemerintah daerah, investor, dan pelaku usaha tani. Ia berharap program ini dapat menarik perhatian sektor swasta dalam bentuk investasi, riset, serta akses pasar yang lebih luas.
“Kami ingin model ini bisa berkembang dan direplikasi di daerah lain. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Perlu keterlibatan banyak pihak, terutama sektor swasta, agar skala produksi dan distribusi hasil pertanian ini bisa diperluas” tandasnya.
Melalui pendekatan “pertanian untuk harmoni”, Febi Pebrianto menciptakan solusi jangka panjang guna mengurangi konflik sosial sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan. Inisiatif ini membuktikan bahwa pertanian tidak hanya sekadar mata pencaharian, tetapi juga alat diplomasi sosial yang efektif untuk membangun perdamaian dan kesejahteraan sosial di Kabupaten Garut.(rizki)