Diskannak Garut Pastikan Kasus PMK Tak Ganggu Ketersediaan Daging di Pasaran

Gerakan Ring Vaksinasi PMK Upaya Hentikan Penyebaran Virus ke Hewan Ternak di Kabupaten Garut (foto istimewa)
Gerakan Ring Vaksinasi PMK Upaya Hentikan Penyebaran Virus ke Hewan Ternak di Kabupaten Garut (foto istimewa)
0 Komentar

GARUT – Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskannak) Kabupaten Garut, memastikan kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang ternak, khususnya sapi, tidak berdampak pada ketersediaan daging konsumsi di pasaran.

“Stok daging tetap aman karena sebagian besar kasus PMK menyerang sapi perah, termasuk yang mati,” ujar Kepala Diskannak Kabupaten Garut, Beni Yoga Gunasantika, Kamis (24/1).

Beni mengungkapkan, dari total populasi sapi potong dan sapi perah di Kabupaten Garut yang mencapai 12.800 ekor, hanya 233 sapi yang dilaporkan terdampak PMK selama Januari 2025. Dari jumlah tersebut, 14 sapi mati dan sembilan sapi dipotong paksa.

Baca Juga:Yudha Puja Turnawan Ingatkan DNA Kader PDIP Adalah Partai Wong Cilik, Megawati Tidak Seperti di MedsosDPC PDIP Garut Peringati HUT Megawati Soekarnoputri ke-78, Yudha Potong Tumpeng dengan Pemulung

Meskipun ada kasus PMK, Beni menegaskan bahwa pasokan daging sapi di pasaran tetap stabil, yakni sekitar 243.946 kilogram per tahun. Namun, jumlah ini masih belum mencukupi kebutuhan pasar yang mencapai 782.818 kg.

“Stok daging sapi memang selalu kurang dibandingkan permintaan, baik saat ada wabah PMK maupun saat kondisi normal. Tapi, kekurangan ini bisa diatasi dengan daging kerbau, domba, dan ayam buras,” jelasnya.

Ia menambahkan, kebutuhan protein hewani masyarakat Garut tidak sepenuhnya bergantung pada daging sapi. Alternatif seperti daging kerbau, kambing, domba, serta unggas juga menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan pasar. “Unggas menjadi alternatif yang baik sebagai pengganti daging sapi,” tambahnya.

Diskannak Garut juga bekerja sama dengan daerah lain, seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur, untuk memastikan pasokan daging sapi tetap mencukupi kebutuhan masyarakat.

Di sisi lain, pemerintah terus berupaya mengendalikan penyebaran PMK dengan melakukan pemeriksaan kesehatan ternak, pengobatan, vaksinasi, serta menjaga kebersihan kandang. Gerakan vaksinasi massal PMK direncanakan berlangsung pada Januari-Maret dan Juli-September tahun ini. “Pemerintah sedang gencar mengendalikan PMK melalui berbagai langkah pencegahan dan penanganan,” tutupnya.(rizki)

0 Komentar