GARUT – Sepanjang Tahun 2024 Kabupaten Garut mengalami banyaknya bencana alam di beberapa titik.
Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan Logistik (Darlog) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Daris Hilman menyatakan, sepanjang tahun 2024 bencana alam yang melanda Kabupaten Garut seperti gempa bumi, banjir, cuaca ekstrem, longsor, dan kekeringan.
“Sepanjang 2024 itu mulai dari longsor, banjir, cuaca ekstrem, itu sudah ada. Termasuk di pertengahan adanya kekeringan, cuman gak lama, 2/3 Minggu lah, baru hujan lagi,” ujarnya saat diwawancarai di kantor BPBD, kamis (12/12).
Baca Juga:4 Rekomendasi Kafe di Garut dengan Keindahan Alam, Pilihan Tempat Nongkrong Menjelang Libur Akhir TahunPelaku UMKM Dorokdok Garut Mengeluhkan Kenaikan Harga Minyak dan Bahan Baku Lainnya
Daris menjelaskan bencana alam yang sering terjadi di Kabupaten Garut itu diantaranya tanah longsor, yang sudah terjadi sebanyak 192 kali.
” Yang paling banyak ya, itu tanah longsor sebanyak 192 kali, tanah longsor kecil baik itu di desa, di jalan kabupaten, maupun di provinsi,” katanya.
Dari banyaknya bencana tersebut, Daris menambahkan hanya 1 kali bencana yang menelan korban jiwa sebanyak 3 orang tertimbun longsor.
“Kalau korban jiwa itu mohon maaf baru 1 kali , mudah-mudahan enggak ada lagi, itu di Banjarwangi 3 orang tertimbun tanah longsor,” ungkapnya.
Ia juga menjelaskan adanya bangunan atau rumah yang rusak dari kejadian longsor di Banjarwangi tersebut. ” oh ada 13, diambil dari contoh Banjarwangi aja ya,” tambahnya.
Untuk bencana di Banjarwangi tersebut bahkan tempatnya direkomendasikan untuk tidak lagi ditempati karena sudah tidak aman.
“Di termin ya, kalau seperti yang kemarin di Banjarwangi, itu tidak layak huni, ada arahan dari BPMPG untuk relokasi, ya kita lakukan relokasi. Kalau selama ini yang dilakukan banyak, yang masuk ke kategori tidak tanggap darurat, mungkin kita bikin rekomendasi dalam bentuk nota dinas kepemimpinan” katanya.
Baca Juga:Jelang Libur Nataru, Disparbud Garut Siapkan Petugas Keamanan di Tempat WisataTerpilihnya Syakur-Putri Jadi Pemimpin Garut, Ketua MUI Berharap Ada Perbaikan dalam Segala Hal
Daris lebih jauh menjelaskan tentang titik berbahaya (Zona Merah) yang rentan ada di Kabupaten Garut itu di beberapa wilayah selatan, wilayah Utara, dan keberlangsungan dari mitigasi bencana yang berjalan dengan lancar yang dilakukan oleh masyarakat.
“Kalau secara Global saya terangkan, tapi lebihnya ada namanya kajian risiko bencana. Gambarnya di wilayah selatan sepanjang jalan Singajaya, Banjarwangi, Cisompet, Cisewu, dan taleglng. Di wilayah Utara Selaawi, Malangbong, Sukawening karang tengah. Maka mitigasinya berjalan dari pihak masyarakat sampai saat ini belum adanya laporan yang signifikan,” ungkapnya.