Peneliti : Gen Z 2,4 Kali Lipat Rentan Stres dan Kurang Semangat Kerja

PRESENTASI. Pemaparan hasil survei status kesehatan jiwa pekerja sektor keuangan di Salemba, Jakarta Pusat, Ka
PRESENTASI. Pemaparan hasil survei status kesehatan jiwa pekerja sektor keuangan di Salemba, Jakarta Pusat, Kamis 14 November 2024. (foto : disway)
0 Komentar

Pekerjaan Penagih Hutang Paling Besar Rentan Stres

RADAR GARUT – Para pekerja dari kalangan Generasi Z atau Gen Z dinilai 2,4 kali lipat lebih rentan kena stres dan kurang semangat kerja.

Peneliti Utama dan Inisiator Kaukus, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH mengungkapkan, berdasarkan hasil riset beberapa hal yang mempengaruhi pencetus timbulnya stres ada tiga faktor.

Faktor pertama kata Ray, tidak ditemukan keseimbangan hidup dan bekerja atau yang dikenal sebagai Work Life Balance.

Baca Juga:KPU Gelar Rakor Jelang Kampanye Rapat Umum, Sempat Alot Kaitan JadwalDuh Kasian! Rumah Emak Mimi Rosita di Selaawi Roboh

“Para pekerja dengan usia lebih muda (dibawah 40 tahun) atau Gen Z 2,4 kali lebih berisiko mengalami kurang energi/kurang aktif bekerja karena faktor stres,” kata Ray dikutip Radar Garut dari Diswar.id di Salemba, Jakarta Pusat, Kamis 14 November 2024.

Selain itu, Ray hasil survey lainnya menunjukkan sebanyak 33 persen pekerja keuangan level staf, 30 persen diantaranya mengalami stres.

Bahkan, puncak tertinggi ditempati oleh profesi penagih hutang atau debt collertor sebanyak 53,8 persen.

Lanjutnya, stress juga berdampak terhadap 33 persen Pekerja level Staf dan hampir 30 persen pekerja keuangan sektor swasta mengalami kurang energi atau kurang aktif bekerja.

“Bahkan 53,8% debt collector mengalami kurang energi atau kurang aktif dalam bekerja karena faktor stres,” tambahnya.

Sementara itu, berdasarkan keterangan dari Ketua Tim Peneliti Kaukus Keswa Prof. Rofikoh Rokhim menegaskan bahwa alasan mengapa pekerja perempuan rentan kena gangguan jiwa karena industri sektor keuangan sangat kuat regulasi dan dinamika kerja yang sangat berat.

“Karena tekanan dan dinamika industri keuangan itu sangat berat dan bervariasi, karena berurusan dengan aspek regulasi yang ketat,” kata Rofikoh. (disway)

0 Komentar