Publisher Rights Harapan Baru Tegakan Idealisme Jurnalistik di Era Digital

Muhamad Erfan (Penulis)
Muhamad Erfan (Penulis)
0 Komentar

Redaksi di berbagai media mainstream “konvensional” terus berbenah dalam meningkatkan kualitas konten berita yang disajikan kepada khalayak. Teman-teman yang pernah mengenyam Pendidikan di Jurusan Jurnalistik atau Ilmu Komunikasi tentu tidak asing dengan istilah nilai berita atau news value.

Menurut Khoirul Muslimin dalam buku Jurnalistik Dasar: Jurus Jitu Menulis Berita, Feature, Biografi, Artikel Populer, dan Editorial (2019), terdapat 10 nilai yang mana suatu peristiwa atau berita itu dianggap layak diliput dan tayang.

10 Nilai berita tersebut diantaranya berita yang Penting, ada Ketokohan, Aktual, Berpengaruh, mengandung Kedekatan (Proximity), Dampak atau Akibat, Konflik, Ketertarikan Manusia, keluarbiasaan, hingga Kekinian.

Baca Juga:Beda Formasi Partai Koalisi, Pemenangan Pilkada Level Provinsi dan Kabupaten Kota Belum Tentu SelarasAdu Gimmick Aktor Politik Jelang Pilkada

Pakem tersebut kurang lebih masih dipakai sampai sekarang baik oleh media cetak, radio, televisi, bahkan online.

Tetapi tidak cukup sampai disitu, tren media digital hari ini ternyata tidak cukup untuk redaksi dalam menentukan konten seperti apa yang harus diproduksi dan ditayangkan pada platform digital, seperti website atau platform media sosial.

Berbicara media digital tentu kita tahu dengan istilah algoritma, pada artikel sebelumnya kita membahas bagaimana algoritma juga berpengaruh terhadap manajemen kontennya para politisi. Karena konten yang dibuat tidak hanya membawa pesan yang berbobot, melainkan juga harus viral atau FYP (For You Page).

Bikin konten FYP memang bukan pekerjaan mudah. Jangankan politisi, Influencer seperti selebgram, youtuber, atau tiktokers saja kadang bersusah payah agar kontennya direkomendasikan platform kepada pengguna media sosial tertentu.

Algoritma Media merupakan sebuah sistematis pengguna dengan cara mencari apa konten (tulisan, foto, atau video) yang dicari pengguna, yang disukai pengguna, yang sering dilihat pengguna, yang diikuti pengguna sehingga menampilkan konten-konten yang sesuai dengan interest pengguna tersebut sehingga konten tersebut direkomendasikan kepada audiens yang memiliki minat atau kecenderungan terhadap isu tertentu.

Kondisi ini membuat beberapa dapur redaksi Kembali mengatur strateginya, nyatanya tidak hanya poin-poin yang tercantum dan masuk news value saja melainkan pertimbangan konten yang dibuat dan ditayangkan tersebut harus terindeks, FYP atau memiliki traffic tinggi alias disimak banyak audiens.

0 Komentar