Pertarungan Pilkada Ditentukan Aspek Ketokohan, Apa Kabar Partai Politik?

Muhamad Erfan (Penulis)
Muhamad Erfan (Penulis)
0 Komentar

Peran komunikator politik dalam menggaet suara mayoritas publik masih memiliki peran sentral dan penting dalam mengantongi kemenangan.

Alasan Komunikator Politik masih memiliki pengaruh besar dalam konsep dan pilihan masyarakat lantaran political level di negara atau sejumlah daerah masih sebatas cultural politic.

Sehingga budaya masih belum bisa lepas dalam pengaruh dalam keputusan memilih kandidat tertentu, faktor dominan yang masih kuat masyarakat belum bisa lepas dari lingkaran budaya yakni dipengaruhi tingkat pendidikan rendah.

Baca Juga:Momentum Komunikator Politik Influencer Turun Gelanggang Perang Menangkan Opini Publik dan Arah Kebijakan

Cerminan budaya berpolitik kita hari ini rasa-rasanya memang masih mengandalkan aspek ketokohan seperti pemimpin itu berasal dari suku mana apakah berasal dari Jawa atau bukan, Sunda atau bukan, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah atau bukan? Dan seterusnya.

Di Jakarta saja kita lihat hari ini, ketika ada kontestan yang berasal dari luar budaya “dukungan tim bola” nampaknya masih sulit untuk masuk atau bahkan diterima.

Situasi Ridwan Kamil berlatar belakang bobotoh maju Pilgub Jakarta yang ingin coba melakukan pendekatan pada The Jak Mania selaku supporter Persija Jakarta, rival dari tim Persib sepertinya belum bisa diterima rekan-rekan supporter tim bola kebanggaan masyarkat Jakarta tersebut.

Perbedaan ini seolah mempertegas bahwa level politik kita masih cenderung pada budaya politik, belum terlalu kena dalam aspek ideologi.

Visi, Misi, Program seolah agak terabaikan, sehingga untuk memenangkan kontestasi Pemilu maka partai politik pun lebih mengandalkan tokoh menjadi dasar “Jualan” sekalipun yang diusung bukan kader partainya, kecuali kadernya punya tingkat elektabilitas cukup tinggi dan punya kans menang.

Dalam kultur seperti ini, sangat kecil kemungkinan kader-kader mengandalkan idealism, apalagi mereka muda dan belum dikenal.

Mungkin hanya sebagian kecil saja yang masih kuat mental dalam mengusung kader dengan dasar idealism, sekalipun elektabilitas belum meroket.

Baca Juga:

Maka jika melihat kecenderungan tersebut maka hall umrah jika parpol hari ini mengedepankan faktor ketokohan untuk maju dalam pertarungan demokrasi, termasuk dalam memilih komunikator politiknya. (*)

Penulis : Muhamad Erfan

0 Komentar