Blusukan Jokowi Masih Jadi Benchmark Komunikasi Politik Para Kandidat di Pilkada

Muhamad Erfan (Penulis)
Muhamad Erfan (Penulis)
0 Komentar

Gaya Blusukan yang dipopulerkan Joko Widodo, seorang politisi dengan akselerasi peningkatan jenjang karir yang begitu cepat dan mencapai puncak jabatan Presiden Republik Indonesia.

Apa yang didapatkan Jokowi sampai sejauh ini tentu menjadi posisi yang paling diinginkan oleh para politisi, bagaimana tidak ia yang hanya pengrajin kayu bertransformasi menjadi politisi dengan meniti karir sebagai Walikota Solo, Gubernur DKI Jakarta hingga Presiden dua periode didapat dalam kurun waktu kurang dari dua puluh tahun, belum lagi anak mantunya punya posisi juga sebagai pejabat publik.

Kini sejumlah daerah memasuki Pemilihan Kepala Daerah yang dilaksanakan secara serentak, mulai tingkat Kabupaten/Kota hingga Provinsi.

Baca Juga:Tren Repost Instastory dalam Strategi Pencitraan PolitisiPilgub Jakarta : Big Match Rasa Friendly Match, Narasi Politik di Gelanggang Masih Landai

Melihat tren komunikasi politik para kandidat, sepertinya tren Blusukan yang dilakukan Jokowi dulu di Solo atau di DKI Jakarta nampaknya masih menjadi Benchmark para Politisi yang sedang manggung di Pilkada.

Blusukan politisi ini dieksploitasi sebagai langkah untuk menggaet suara dari mayoritas publik melalui peningkatan popularitas dan elektabilitas.

Ditambah kemajuan teknologi informasi sekarang, maka aktivitas Blusukan tersebut dimanfaatkan sebagai konten untuk dimuat di media konvensional maupun media sosial sebagai sarana pencitraan politik.

Sebetulnya masyarakat sudah tahu juga jika politisi Blusukan itu ya untuk pencitraan atau “ada maunya untuk dipilih”, kendati niatnya politisi tidak hanya itu saja karena banyak juga yang bermaksud ingin mendengar aspirasi atau melihat situasi kondisi langsung masyarakat yang nantinya akan dipimpin untuk dijadikan dasar menentukan kebijakan jika terpilih nantinya.

Meski begitu, komunikasi tatap alias Blusukan tetap dianggap menjadi sarana efektif untuk mendulang lebih banyak suara karena dirasa bisa lebih menyentuh langsung garda terdepan masyarakat dan ini diakui oleh para politisi seperti Ridwan Kamil, Pramono Anung, Dedi Mulyadi politisi lainnya yang saat ini manggung di Pilkada. (*)

Penulis : Muhamad Erfan

0 Komentar