Beda Formasi Partai Koalisi, Pemenangan Pilkada Level Provinsi dan Kabupaten Kota Belum Tentu Selaras

Muhamad Erfan (Penulis)
Muhamad Erfan (Penulis)
0 Komentar

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang dilaksanakan secara serentak pada tahun 2024 ini akan membuat kandidat terutama di level daerah kabupaten/kota agak dilema terutama dalam konteks kampanye atau pemenangan kandidat di atasnya yakni Kandidat Gubernur dan Wakil Gubernur.

Beberapa calon di tingkat provinsi dan kabupaten/kota tidak selalu sama komposisi koalisinya, ada yang di tingkat provinsi antara partai A dengan Partai B berkoalisi tapi di level Kabupaten Kota bermusuhan.

Biasanya dalam kampanye politik selalu ada Kerjasama termasuk dalam mendulang suara, seperti di Pemilihan Legislatif dimana kandidat DPR RI bekerjasama dengan kandidat di level provinsi, kabupaten/kota dalam satu partai.

Baca Juga:Adu Gimmick Aktor Politik Jelang PilkadaPura-pura Wawancara Taktik Marketing Politik Pejabat

Sementara ini tentu tidak akan mudah jika melihat dinamika yang terjadi, misalnya di Jawa Barat. Di level Provinsi PKB dan PDI-P mengusung kader sendiri sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur dan berlawanan dengan koalisi Gerindra dan Golkar, sementara di Pilkada Garut mereka Bersatu dalam naungan satu koalisi kandidat Bupati dan Wakil Bupati.

Ya bisa dibayangkan mungkin saja kalua kandidat yang ada partai tertentu akan memenangkan kandidat di atas yang satu jalur, tapi bagaimana jika kandidat di bawahnya non partai?.

Uniknya memang terjadi swing dukungan dari kandidat di bawah terhadap sikap dukungan terhadao calon dilevel atasnya, dimana nyatanya ada salah satu calon yang terang terangan mendukung Kandidat Calon Gubernur dari Pasangan A, tapi Wakil Gubernurnya dari Pasangan B.

Ya ini akhirnya melahirkan ambiguitas, masyarakat juga bertanya sebetulnya arah politik dia kemana? Ke pasangan A atau Pasangan B? ya masa dua-duanya? Hehe. Meski di TPS hanya dia dan Tuhan yang tahu, tapi saya penasaran saja.

Meski tidak semua politisi dalam dilematis, namun agenda pilkada periode ini tentu bukan hal mudah untuk menyelaraskan strategi pemenangan di level provinsi sekaligus daerah terutama jika komposisi koalisinya berbeda. (*)

Penulis : Muhamad Erfan

0 Komentar