Algoritma Medsos Bikin Mikir Politisi, Antara Produksi Konten Idealis atau Asal FYP

Muhamad Erfan (Penulis)
Muhamad Erfan (Penulis)
0 Komentar

Eksistensi politisi dalam penggunaan media sosial sudah tidak diragukan lagi, saat ini nyaris jarang ada politisi yang manggung di Pilkada serentak tanpa buat medsos.

Rekan saya saja yang sebelumnya anti banget bermedia sosial, jangankan aktif akun Instagram, YouTube hingga tiktok pun baru dibikin menjelang kampanye Pemilihan Kepala Daerah sebagai saluran komunikasi politik.

Ya otomatis ketika baru merintis tentu pengikutnya sedikit, apalagi beliau bukan artis atau Cristiano Ronaldo yang dalam hitungan jam sudah diserbu jutaan followers.

Baca Juga:Pertarungan Pilkada Ditentukan Aspek Ketokohan, Apa Kabar Partai Politik?Momentum Komunikator Politik Influencer Turun Gelanggang Perang Menangkan Opini Publik dan Arah Kebijakan

Nyatanya meski bikin konten hingga upload konten di media sosial bukan lagi hal sulit, tapi kendala lainnya adalah bagaimana agar konten tersebut bisa viral atau FYP (For You Page).

Konten FYP ini sangat penting karena itu merupakan cara ampuh dalam distribusi pesan yang bisa diterima oleh masyarakat banyak.

Percuma bikin konten bagus tapi tidak ada yang menyimak kan? Maka dari itu penting juga terdistribusikan ke banyak pihak.

Bikin konten FYP memang bukan pekerjaan mudah. Jangankan politisi, Influencer seperti selebgram, youtuber, atau tiktokers saja kadang bersusah payah agar kontennya direkomendasikan platform kepada pengguna media sosial tertentu.

Ini berkaitan dengan Algoritma media sosial, itu merupakan sebuah sistematis pengguna dengan cara mencari apa konten (tulisan, foto, atau video) yang dicari pengguna, yang disukai pengguna, yang sering dilihat pengguna, yang diikuti pengguna sehingga menampilkan konten-konten yang sesuai dengan interest pengguna tersebut sehingga konten tersebut direkomendasikan kepada audiens yang memiliki minat atau kecenderungan terhadap isu tertentu.

Konten yang FYP bisa mudah dapat ditemukan pengguna media sosial kendati yang bersangkutan bukanlah pengikutnya.

Ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi politisi yang hidup di era kemajuan teknologi informasi, selain bikin program strategis yang nantinya populer dan disukai publik, pesan itu harus terdistribusikan dengan baik termasuk di media sosial alias viral atau FYP agar pesan yang disampaikan diterima banyak pihak sehingga outputnya berdampak elektoral. (*)

Penulis : Muhamad Erfan

0 Komentar