Adu Gimmick Aktor Politik Jelang Pilkada

Muhamad Erfan
Muhamad Erfan (Penulis)
0 Komentar

Pendafataran kandidat di Pilkada serentak sudah dilakukan dan Komisi Pemilihan Umum Daerah pun sudah memasuki tahapan-tahapan Pilkada berikutnya.

Sebagai pemegang kuasa (suara rakyat) dalam menentukan pemimpin kita kedepan, siap-siap dalam beberapa waktu kedepan kita akan disuguhkan dengan pertarungan politik berikut Gimik dari para aktor politik.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gimik atau gimmick merupakan sarana, alat atau trik yang dimanfaatkan untuk menarik perhatian.

Baca Juga:Pura-pura Wawancara Taktik Marketing Politik PejabatBerebut Undecided  dan Swing Voters, Suara "Tak Bertuan" Tentukan Kemenangan di Pilkada Garut

Perhatian ini tentu bisa dikonversi nantinya menjadi kesan, citra, hingga kesukaan bahkan dukungan.

Dalam pertarungan politik sudah bukan hal aneh bahwa ketika Pemilu, maka rakyat yang menjadi “raja” pemegang kuasa dalam menentukan siapa pemimpin kedepan. Dan para kandidat akan berjuang mati-matian untuk mendapatkan dukungan suara rakyat.

Gimik politik merupakan suatu hal yang sah-sah saja asal tidak melanggar aturan dan etika, namun di sisi lain masyarakat juga harus punya daya kritis.

Daya kritis ini untuk memverifikasi apakah visi misi yang dibawa para kandidat ini realistis dan memang dibutuhkan masyarakat, bisa membawa kemajuan bagi bangsa, negara termasuk daerahnya.

Seiring berjalannya waktu, gimik politik semakin gencar dilakukan mulai melalui komunikasi politik secara tatap muka, baligo, media mainstream hingga platform media sosial siang malam seolah tanpa mereka Lelah, ya namanya juga pertarungan harus all out.

Tidak hanya pemanfaatan media, para politisi juga tidak sungkan menggaet publik figur mulai dari artis, penyanyi, komedian, pemipin organisasi sebagai komunikator politik dalam membangun citra dan opini publik.

Tujuannya tidak lain dan tidak bukan sebagai bagian dari kampanye politik untuk mendulang suara masyarakat sebanyak-banyaknya. (*)

0 Komentar