GARUT – Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri melakukan penggeledahan terhadap sebuah rumah di wilayah Kabupaten Garut yang diduga terpapar paham radikal.
Berdasarkan keterangan warga setempat, penggeledahan berlangsung pada Selasa malam (23/12) sejak pukul 20:00 hingga 23:00 WIB.
Penggeledahan tersebut dibenarkan oleh Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Garut, AKP Joko Prihatin, saat dikonfirmasi pada Rabu (24/12) pagi.
Baca Juga:Cumi dan Udang Dinilai Cocok untuk Menu MBG, HNSI Luruskan Pernyataan Diskanak GarutApel Siaga Nataru 2025–2026, Lapas Garut Tegaskan Komitmen BERSINAR dan Pengamanan Maksimal
Ia menyampaikan bahwa pihak kepolisian daerah hanya bersifat membantu jalannya kegiatan yang dilakukan Densus 88. “Kami hanya melakukan pendampingan,” kata Joko singkat.
Informasi yang beredar masyarakat menyebutkan, bahwa penggeledahan ini berkaitan dengan dugaan keterlibatan seorang anak di bawah umur yang diduga terpapar paham radikal dan menyimpang.
Meski demikian, pihak kepolisian belum memberikan penjelasan rinci terkait temuan maupun barang yang diamankan dalam penggeledahan tersebut.
Joko menegaskan, seluruh informasi teknis dan detail perkara menjadi kewenangan Densus 88 untuk disampaikan kepada publik. “Itu ranahnya Densus 88. Kami hanya melakukan back-up,” tegasnya.
Sementara itu, salah seorang warga memberikan kesaksianya bahwa terduga pelaku yang diduga mempunyai paham radikal tersebut dalam aktivitas keseharianya menunjukan sifat-sifat yang aneh. “Kucing saja sampai dibunuh, kan aneh,” ujarnya.
Menurut kesaksian warga juga, bahwa terduga pelaku tersebut sering berkata kasar saat berkomunikasi dengan warga sekitar.
“Kalau ngobrol sama yang lebih tua juga (bahasanya) kasar, perilakunya juga aneh. Tapi dia pinter, kalau ngomong bahasa inggris wajar, tapi dia juga bisa komunikasi pakai bahasa jerman,” ucapnya.
Baca Juga:Pergi Liburan Tenang, Ini Cara Ampuh Agar Rumah tetap Bersih dan Bebas BauDisperindag Garut Fokus Rehab Kecil Pasar Kabupaten, Pasar Desa Belum Tersentuh
Warga juga menuturkan aktivitas terduga sering kali tak masuk akal, baik saat hari sekolah maupun libur. Terduga kerap berada di luar rumah hingga dini hari, bahkan sudah mengenakan seragam sekolah sejak subuh.
“Kalau lagi libur sekolah, suka disini seharian dari jam 2 siang, pulangnya jam 3 pagi. Terus kalau lagi sekolah, dari jam 3 subuh sudah pakai seragam terus keluar, diem disini, aneh,” katanya.
Tak hanya itu, warga mengaku pernah melihat terduga melakukan aktivitas tak lazim sekakigus mencurigakan. “Terus pernah bikin rakitan, kalau dilihat kaya rakitan bom, tapi dia bilang ini mah rakitan jam bukan (rakitan) bom,” pungkasnya.(Ale)
