GARUT – Menjelang libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), Kabupaten Garut diperkirakan kembali menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Jawa Barat.
Setiap periode liburan, daerah Garut selalu ramai dikunjungi karena menawarkan beragam objek wisata, mulai dari gunung, pantai, curug hingga kawasan situ yang memiliki nilai sejarah dan budaya.
Dengan pilihan wisata yang begitu banyak, arus wisatawan lokal, luar daerah, hingga mancanegara tak pernah surut. Kondisi serupa juga diprediksi terjadi pada libur akhir tahun kali ini.
Baca Juga:Aktivitas Galian C Membludak, DPRD Jabar Tekan Pemerintah BertindakAktivis Garut Sebut Program MBG Menyebabkan Melonjaknya Harga, Inflasi hingga 13 Persen
Berbagai destinasi unggulan seperti pemandian air panas Cipanas dan Darajat, Situ Cangkuang, Situ Bagendit, serta pantai-pantai selatan seperti Sayang Heulang, Santolo, dan Rancabuaya selalu menjadi magnet utama.
Keindahan Garut juga diperkuat oleh beberapa gunung favorit para pendaki seperti Guntur, Sagara, Cikuray, dan Papandayan yang eksis menjadi pilihan para pendaki pemula.
Selain itu, keberadaan curug dan leuwi yang masih alami turut menjadi pilihan bagi wisatawan yang ingin berlibur sambil menikmati ketenangan alam. Dengan kekayaan alam tersebut, Garut diyakini akan kembali dipadati pengunjung saat libur Nataru pada tahun ini.
Untuk mengantisipasi lonjakan wisatawan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Garut terus mempersiapkan berbagai pelayanan guna menjaga kenyamanan pengunjung.
Namun di balik persiapan liburan kali ini, praktik pungutan liar (pungli) di sejumlah lokasi, terutama di kawasan selatan, menjadi perhatian serius pemerintah daerah.
Plt Kepala Disparbud Garut, Budi Gan-Gan, menegaskan komitmen pemerintah dalam mengatasi pungli. “Saya melihat ini harus kita tertibkan dan jadi komitmen pemerintah daerah,” tegasnya.
Budi menyampaikan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) pengelola objek wisata untuk melibatkan tokoh masyarakat dalam menekan praktik pungli. Pendekatan sosial dianggap penting agar pengawasan berjalan lebih efektif.
Baca Juga:Remaja di Garut Terpeleset dan Terjebak di Gorong-Gorong Berhasil Diselamatkan DamkarMasalah Sampah di Garut, DLH Tekankan Pentingnya Kesadaran Masyarakat
Ia menegaskan bahwa pungli harus diberantas karena merugikan wisatawan. “Upaya penanganan tidak bisa hanya mengandalkan Disparbud, sehingga diperlukan dukungan berbagai pihak juga,” tegasnya.
Karena itu, pihaknya juga sudah membahas persoalan tersebut bersama unsur keamanan dalam rapat Forkopimda. Peran aparat, kata Budi, sangat dibutuhkan dalam mencegah pungli di kawasan wisata.
