Ratusan Pohon Terancam Roboh, DLH Garut Akui Minim Peralatan Deteksi

Ratusan Pohon Terancam Roboh, DLH Garut Akui Minim Peralatan Deteksi
Ratusan Pohon Terancam Roboh, DLH Garut Akui Minim Peralatan Deteksi. (Rizka/Radar Garut)
0 Komentar

GARUT – Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Garut, mengungkapkan bahwa pada awal tahun 2025 sudah tercatat serta terdeteksi sekitar 400 pohon yang berpotensi roboh. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala DLH Garut, Jujun Juansyah Nurhakim.

Menurutnya, ia hanya mencatat sekitar 400 pohon di awal tahun 2025 yang berpotensi roboh, namun pihaknya sudah melakukan berbagai penilaian semua pohon di Garut.

“Kalau sebenarnya kita sudah mendeteksi jumlahnya ya, 400-an lah, 400 pohonan gitu. Mungkin nanti ke bidangnya ya, tapi yang pasti kita sudah melakukan penilaian semua pohon di Kabupaten Garut, mana yang harus dipangkas, mana yang harus ditebang gitu kan. Tapi itu kan data saya itu mungkin data awal tahun, dan harus diupdate lagi gitu kan,” ujarnya.

Baca Juga:Lima Jukir Liar Ditertibkan Polres Garut Saat Patroli di Jalan Ahmad Yani dan Bundaran SuciAntisipasi Lonjakan Wisatawan Jelang Nataru, DPRD Garut Minta PUPR Benahi Ruas Jalan Rusak

Ia menyampaikan, bahwa yang menjadi permasalahan saat ini ialah pihaknya tidak mengetahui kedalaman pondasi dari pohon tersebut.

“Jadi satu hal yang menjadikan permasalahan kita untuk menentukan atau meyakini ya, bahwa pohon ini betul-betul stabil, kuat, adalah kita tidak tahu kedalaman pondasi,” ucapnya.

Sementara itu, permasalahan lain DLH Garut saat ini belum memiliki alat Georadar, yang berfungsi untuk mendeteksi kedalaman pondasi.

“Itu ya, harusnya kita tuh punya alat yang namanya georadar yang bisa mendeteksi kedalaman pondasi. Kita tidak punya dan kita tidak ada datanya gitu ya, kayak gitu,” imbuhnya.

Hingga saat ini, dikarenakan belum memiliki alat Georadar, pihaknya hanya bisa memprediksi dari kasat mata, seperti pohon masih lebat, tidak ada kropos.

“Sehingga pada saat melihat pohon itu berdiri dari kasat mata, pohonnya masih lebat, kemudian tidak ada kropos. Orang meyakini bahwa oh ini sehat, aman. Tetapi kan ternyata pada saat mungkin kemudian hari misalkan roboh, karena akarnya tidak kuat, itu kita tidak deteksi gitu kan,” ucapnya.

Namun demikian, langkah yang dilakukan DLH itu melakukan praktik toping atau pemangkasan, seperti memotong ranting daun yang lebat, karena jika terkena angin maka akan menyebabkan pohon tersebut roboh.

Baca Juga:Persib vs Bangkok United: Partai Penentu Tiket 16 Besar ACL Two 2025/2026Pratama Arhan Absen di Laga Bangkok United vs Persib, Klub Berikan Cuti Duka

“Yang bisa kita lakukan apa? Kita lakukan adalah terkait dengan topping atau artinya pemangkasan. Supaya beban daunnya itu tidak terlalu berat kalau kena angin, sehingga itu menyebabkan riskan terhadap robohan gitu, itu yang kita lakukan,” pungkasnya. (Muhamad Rizka)

0 Komentar