Pasokan Daging dan Telur di Garut Belum Aman Menjelang Nataru 2025

Pedagang telur di Pasar Ciawitali Garut. (Rizki Peratami/Radar Garut)
Pedagang telur di Pasar Ciawitali Garut. (Rizki Peratami/Radar Garut)
0 Komentar

Maka dari itu, upaya lain yang dilakukan Diskanak juga ialah kerjasama dengan Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI), untuk mengarahkan dana desa agar bisa dimanfaatkan untuk ayam petelur.

“Sekarang sudah ada 138 desa terakhir kemarin. Nah mudah-mudahan ini terus meningkat karena rata-rata satu desa kan hampir populasinya antara 500 sampai 1000 ekor. Jadi itu juga sangat membantu,” imbuhnya.

Terkait pengawasan PMK, kata Beni terus dilakukan secara intensif ke lapangan dari tim dokter hewan, dikarenakan ada kerjasama antar daerah otomatis harus dilakukan pemeriksaan di titik masuk, salah satunya minimal ada Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH).

Baca Juga:Camping Seru di Garut! Ini Rekomendasi Tempat dengan Pemandangan TerbaikBocoran Horoskop 2026: Siapa yang Paling Beruntung dalam Cinta dan Keuangan?

“Nah yang pertama tentu surat, ini kan ada SKKH yang dikeluarkan oleh pengirim gitu ya. Nah itu yang kita lihat dulu, kalau sudah ada SKKH minimal kita pantau ke lapangan perkembangannya. Kalau ada apa-apa langsung kita tangani, ada surat keterangan kesehatan hewan,” jelasnya.

Beni menambahkan, hampir seluruh wilayah di Garut menjelang Nataru nanti masih kekurangan pasokan, namun dikarenakan pasti akan ada lonjakan pengunjung dari luar otomatis beberapa tempat wisata pasti kebutuhannya meningkat.

“Sebetulnya hampir semuanya, terutama daerah perkotaan. Ini kan tentu karena ini disamping kebutuhan internal, ada kunjungan juga dari luar gitu ya. Nah tentu ini juga terutama untuk hotel ya, , restoran, catering ini pasti kan kebutuhannya meningkat,” tutup Beni. (Muhamad Rizka)

0 Komentar