Tetapi kekhawatiran muncul ketika Ia menemukan fenomena dimana justru banyak anak-anak, remaja bahkan orang-orang dewasa yang diamanahi sebagai pemimpin, justru tidak memiliki cita-cita sebagai pemimpin.
“Saya menemukan wawancara media terhadap pihak-pihak yang diberi amanah sebagai pemimpin mulai dari Bupati, Kepala Daerah yang telah dilantik. Kemudian ditanya, apakah bapak/ibu bercita-cita enggak jadi Bupati? jadi kepala daerah? jadi Anggota Dewan? jawabannya tidak, dan hanya menjawab ini adalah anugerah, amanah yang Allah berikan kepada saya. Tentu saja, dengan jawaban jawaban ini saya mendapatkan jawaban, inilah penyebab Indonesia hancur karena dipimpin oleh orang-orang yang tidak punya cita cita,” tegas Ahab.
Kondisi ini menurut Ahab cukup mengkhawatirkan karena ketika suatu negara atau wilayah dipimipin orang yang tidak memiliki cita-cita sebagai pemimpin, dikhawatirkan yang bersangkutan tidak punya persiapan bahkan kemampuan untuk memimpin suatu daerah bahkan negara ke arah lebih baik.
Baca Juga:Ahab Sihabudin: Dukung Arah Pembangunan di Jabar Tanpa Merusak Ekosistem Alam
“Tahun 2019 rekan saya survei di SMA-SMA tentang cita-cita mereka dan ternyata tidak ada anak-anak yang mau menjadi pemimpin, adapun cita-citanya cetek-cetek. Tidak ada seorangpun yang bercita-cita jadi pemimpin atau sebagai decision maker,” katanya.
Pihaknya yang telah malang melintang sebagai sosok di parlemen, organisasi masyarakat sejak muda itu lebih senang anak-anak di Garut atau di Indonesia pada umumnya memiliki cita-cita sebagai pemimpin.
“Seandainya anak-anak ini punya cita-cita jadi pemimpin seperti jadi Presiden, jadi menteri Kesehatan, jadi Gubernur, jadi Bupati, jadi Anggota Dewan, mereka setidaknya akan menyiapkan dirinya sebagai sosok yang siap menjadi seorang pemimpin. Ketika itu terjadi, maka kedepan Indonesia tidak akan kekurangan sosok pemimpin,” katanya.
Melalui buku Garuda Utama yang disusunnya bersama Tim, diharapkan bisa membangkitkan cita-cita tinggi dan luhur kepada semua orang untuk memiliki cita-cita serta mempersiapkan diri sebagai pemimpin.
“Saya ingin membangkitkan cita-cita tinggi, cita-cita luhur bahwa kita itu harus punya cita-cita sebagai pemimpin, baik itu sebagai Presiden, Gubernur, Bupati, Menteri, karena kalau kita punya cita-cita setinggi langit maka jatuhnya di antara bintang bintang itu,” ujarnya.