Wabah PMK Masih Mengancam Peternak, Diskanak Garut Siapkan 25 Ribu Vaksin di Tahun 2025

proses vaksinasi PMK
proses vaksinasi PMK
0 Komentar

GARUT – Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK), saat ini di kabupaten Garut masih menjadi ancaman bagi para peternak sapi, kambing, domba, dan kerbau.

Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Kabupaten Garut, Beni Yoga, mengatakan bahwa jika sepanjang distribusi ternak masih dari luar daerah, maka potensi PMK tetap masih ada.

“Sepanjang kita masih menerima ternak dari luar kabupaten, ya potensi PMK nya tetep masih ada begitu,” ujarnya, Senin (24/11).

Baca Juga:Nilai Matematika Anjlok, Siswa di Garut Ungkap Beratnya TKA 2025: “Soalnya Nalar, Persiapannya Mendadak”PHRI Garut: Dua Badai Lebih Parah dari Pandemi, Pendapatan Turun 30 Persen

Beni memaparkan juga, bahwa setiap tahun selalu menyediakan vaksin PMK, maka dari itu pihaknya terus mengupayakan agar kasus PMK ini bisa terkendali.

“Setiap tahun kita selalu menyediakan vaksin pmk, karena mau tidak mau kalau melihat kondisi perkembangan populasi kabupaten garut kita masih menerima ternak dari luar, tinggal kita mengupayakan supaya itu bisa dikendalikan,” ucapnya.

Ia menyebutkan, bahwa selama tahun 2025 pihaknya menyediakan sekitar 25 ribu vaksin, “Tahun 2025 hampir 25.000 ribu vaksin dari APBD provinsi dan pusat,” katanya.

Selain itu juga, Beni menyampaikan bahwa mendapatkan bantuan dari Corporate Social Responbility (CSR) dari perusahaan swasta di Garut.

“Termasuk kita dapat dari csr csr dari perusahan swasta di garut, seperti rafles dari agro yang di malangbong karena mereka juga berkepentingan,” tambahnya.

Untuk sekarang, kata Beni kasus PMK relatif terkendali, hanya dibawah 100, dan jika ada hewan ternak yang bergejela ekstrem, maka hewan tersebut akan dilakukan karantina.

“Sekarang relatif terkendali ya kemarin terakhir kita hanya sekitar di bawah 100 kita masih terus kendalikan, kalau pun ada yang agak ekstrem kita langsung karantina dipisahkan dari ternak yang ada disitu,” katanya.

Baca Juga:Imbas Larangan Study Tour, Kunjungan Wisata Garut Turun DrastisDisdik Garut Tegaskan Larangan Study Tour, Sekolah yang Nekat Akan Diberi Sanksi

Beni menambahkan juga, bahwa untuk sekarang lebih terstruktur, karena para peternak sudah mulai terbiasa dan paham menangani gelaja munculnya kasus PMK.

“Sekarang sudah lebih terstruktur, sudah lebih terkendali, karena peternak sudah mulai agak terbiasa jadi kalau ada gejala langsung di tangani, kalau yang awal kan panik sekarang sudah biasa dan sudah tau langkah langkah yang harus diambil kalau ada gejala pmk,” pungkas Beni. (Muhamad Rizka)

0 Komentar