GARUT – Kabupaten Garut memang tidak pernah kehabisan cerita soal kopi. Selain dikenal sebagai daerah penghasil biji kopi berkualitas, geliat penjual kopi keliling kini semakin mudah ditemukan di berbagai sudut kota.
Salah satu yang cukup mencuri perhatian adalah Sanja Kopie, yang setiap harinya mangkal di Jalan Patriot, tepat di depan Gedung DPRD Garut.
Di balik gerobak kopi sederhana itu, ada Radit, karyawan Sanja Kopie yang sudah akrab dengan para pelanggan, mulai dari pekerja kantoran hingga mahasiswa.
Baca Juga:BPBD Garut Tegaskan Banjir di Cisurupan Bukan Karena Kelalaian, tetapi Akibat Erosi dan Buruknya ResapanFagar Garut Desak Pemerintah Akhiri Ketimpangan, PPPK Paruh Waktu Diangkat Penuh Waktu
Radit bercerita bahwa ia buka setiap hari dari pukul 08.00 hingga 17.00 WIB. Jika kondisi sedang ramai, ia bisa menghabiskan lebih dari 70 cup kopi dalam sehari.
“Sehari bawa sekitar 70 atau 80 cup, kalau rame mah suka kurang a, suka bawa lagi. Kalau lagi sepi ditambah hujan terus paling laku 30 cup an,” ujar Radit saat ditemui.
Soal pendapatan, Radit mengakui bisa mencapai Rp500 ribu per hari ketika pembeli sedang banyak. Namun jika sepi, terutama saat cuaca kurang bersahabat, pendapatan bisa turun hingga Rp200 ribu.
“Pendapatan kalau lagi rame mah ya 8 rb we kali 70 cup an paling 500 rb an, kalau lagi sepi mah yah sekitar 100 atau 200 an,” jelasnya.
Meski harga kopinya hanya dibandrol mulai Rp8 ribu, Radit memastikan bahwa kualitas kopinya tidak kalah dari kopi di cafe-cafe modern.
“Kualitas nya kalau dibandingkan sama kopi di cafe mah sama aja, cuman ini mah lebih hemat, irit dompet lah,” katanya.
Pendapat itu ternyata dibenarkan oleh Aldi, mahasiswa Institut Pendidikan Indonesia (IPI) Garut yang mengaku sering mampir membeli kopi di Sanja Kopie sepulang kuliah.
Baca Juga:Fagar Garut Lakukan Audiensi dengan DPRD Komisi IV, Sampaikan Tiga Tuntutan IniCalhaj Garut Meradang! Aturan Baru Haji Dinilai Tidak Adil, Massa Kepung Halaman DPRD
“Apalagi kalau pulang dari kampus, kan lewat situ ya pasti beli. Enak sih standar kopi pada umumnya, cuman worth it aja dengan harga segini mah, daripada di cafe kan bisa di 20 RB ke atas,” ujarnya.
Bagi Aldi, harga Rp8 ribu bukan hanya sekadar murah, tetapi juga sebanding dengan kualitas yang ia dapatkan.
“Ya dengan harga 8 ribu an mah sangat worth it sih, terutama untuk para mahasiswa kaya saya, ditambah lagi emang kopi nya enak,” tutupnya.
