Harga Bitcoin Merosot Investor Panik, Ini Dia Penyebabnya!

harga bitcoin anjlok
Penyebab anjlok harga Bitcoin, baca selengkapnya. Foto : Istimewa - RadarGarut.id
0 Komentar

RADARGARUT.ID – Harga Biscoin (BTC) terus mengalami penurunan mencapai angka US$ 89.000 pada Selasa, 18 November 2025 menjadi nilai terendah dalam tujuh bulan terakhir.

Penyebabnya karena adanya kombinasi faktor teknikal dengan meningkatnya arus keluar dari ETF Bitcoin di America Serikat (AS), dan kekhawatiran pasar tentang rencana penerapan tarif baru oleh America Serikat.

Menurut Antony Kusuma, Vice President INDODAX tekanan itu merupakan pola pergerakan dalam pasar kripto, bukan disebabkan melemahnya fundamental aset kripto.

Baca Juga:Surge Hadirkan Internet Rakyat Cuma Rp29.000 Kamu Bisa Internetan Sepuasnya Dengan Jaringan 5G Tanpa LemotBSU Ketenagakerjaan : Menaker RI Yassierli Tegaskan BSU Tahap Dua Tidak Ada

“Pergerakan harga yang terjadi saat ini lebih banyak dipengaruhi oleh faktor teknis dan sentimen global dalam jangka pendek. Fundamenal aset digital tetap kuat, dan di situasi seperti ini penting bagi investor untuk mengambil keputusan secara tenang dan terukur.” penjelasan Antony di lansir dari Finance.detik.com.

Titik terparah, arus keluar mencapai angkat US$ 800 juta dalam sehari. Kondisi seperti itu membuat tekanan jual, terutama setelah Bitcoin gagal dalam mempertahankan level US$ 92.000 dan merosot hingga US$ 90.000.

Pasar semakin terbebani dengan rencana kenaikan tarif yang mencapai 500% yang diajukan oleh Donald Trump kepada negara yang masih bertransaksi dengan Rusia.

Kebijakan tersebut membuat khawatir pasar global, terutama dalam aset beresiko. Altcoin besar juga akan ikut turun dan indeks Fear serta Greed merosot hingga masuk dalam kategori “extreme fear”.

Rabu, 19 November 2025, Bitcoint mulai meningkat dengan dorongan ekspektasi hijaunya likuiditas di AS. Hal ini terjadi setelah rencana penurunan neraca dan memperhitungkan operasi repo yang menambahkan cadangan dana di sisem keuangan yang di lalukan The Fed.

Namun di waktu yang bersamaan, otoritas pengawas America Serikat menjadi sorotan seetelh SEC tidak lagi menempakan aset kripto sebagai prioritas utama dalam pengawasan 2026.

Dan memfokuskan Fidusia, keamanan siber privasi data, serta resiko teknologi AI. Tetapi SEC menegaskan bahwa kripto tetap menjadi objek pemeriksaan jika dinggap beresiko tinggi.

Baca Juga:IHSG Zona Hijau! Ini Dia Rekomendasi Saham Terbaik Hari Ini 20 November 2025BSU Ketenagakerjaan Tahap Dua: Ini Dia Syarat dan Cara Cek Penerima BSU BPJS Ketenagakerjaan

Hingga pengawasan Industri tidak hilang sepenuhnya, tapi Bitcoin belum terindikasi tren bearish baru. Tekanan utamanya bersalah dari likuiditas yang ketat, rotasi investor besar, dan kebijakan The Fed yang tidak pasti.

0 Komentar