Watu Gilang Keraton Surakarta: Simbol Kekuasaan dan Spiritual dalam Jumenengan PB XIV

watu gilang keraton surakarta
Watu Gilang Keraton Surakarta sebagai simbol dalam prosesi penobatan Pakubuwon XIV. Foto: website sukabumiupdate.com - RadarGarut.id
0 Komentar

Seetlah pembacaan di Watu Gilang, dilakukan sesi kirap agung menggunakan Garuda Kencana melalui rute tradisional di Solo. Hal ini dilakukan sebagai symbol keterhubungan antara keraton dan msyarakat luas.

Momen ini kemudian di tafsir sebagai babak baru bagi Keraton Surakarta. Era baru dengan raja muda yang siap membawa warisan ke masa depan.

Penobatan Pakubowono XIV di atas Watu Gilang adalah peristiwa yang kaya akan symbol dan makna. Watu Gilang bukan sekedar batu yang ada di sekitar keraton.

Baca Juga:Rizky Ridho Masuk Nominasi Puskas Awards 2025: Sejarah Baru untuk Sepak Bola IndonesiaSiap Dibanjiri Keberuntungan? Intip lebih dalam ramalan shio macan di tahun 2026

Batu tersebut menjadi saksi pengikararan, pengukuhan, dan komitmen kepemimpinan baru. Di batu itu, Sabda Dalem diucapkan, janji dibuat dan disitu juga harapan bahwa Keraton Surakarta tetap menjadi warisan budaya dan identitas Jawa.

Watu Gilang berdiri sebagai symbol bahwa kekuasaan dan budaya tidak bisa dipisahkan, keduanya harus berjalan berdanpingan untuk menjaga keberlanjutan jati diri keraton.

0 Komentar